GELORA.CO - Menko Polhukam Mahfud Md menyebut saat ini masyarakat berlomba-lomba ingin disuntik vaksin COVID-19. Terutama semenjak varian Delta merebak di Indonesia.
"Vaksin, orang sekarang ribut. Dulu orang nggak percaya. Sekarang sesudah pemerintah, sesudah Delta merebak orang berebutan vaksin, di mana-mana rebutan vaksin. Nah sekarang tenaga dokternya yang nggak ada, tenaga vaksinatornya yang nggak ada," kata Mahfud, Minggu (25/7/2021).
Hal ini disampaikan Mahfud saat menghadiri acara 'Silaturahmi Virtual Menko Polhukam dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes, dan Pimpinan Agama Se-Jawa Barat'. Mahfud awalnya menjelaskan efektivitas vaksinasi dalam menurunkan tingkat kematian akibat COVID-19.
"Sekarang ini lebih dari 90 persen yang meninggal sekarang ini adalah karena belum divaksin (sedangkan) yang sudah divaksin 10 persen. Itu kalau (penjelasan) ilmiah sudah menemukan jawaban bahwa vaksin itu penting," jelasnya.
Kendati demikian, Mahfud menyadari saat ini pendistribusian vaksin Corona di wilayah Indonesia belum merata. Untuk itu, dia meminta warga tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tetap memakai masker sambil menunggu giliran divaksinasi.
"Karena vaksin itu sekarang belum bisa merata maka pengganti vaksin sampai yang lain mendapat vaksin adalah masker. Yang sudah divaksin pun agar tidak tertular atau menulari tetap harus pakai masker, jaga prokes," sebutnya.
Bahkan Mahfud mengatakan di wilayah tertentu ditemukan antrean mengular warga disuntik vaksin sehingga tak tertangani secara maksimal. Semua ini karena pihaknya kekurangan tenaga vaksinator.
"Saya pernah lihat gambar antrean di sebuah tempat di jabar orang datang, antre sampai ga bisa terlayani. Bukan tidak ada vaksinnya, bukan tidak boleh. Itu tetap gratis. Tapi karena antreannya terlalu panjang kemudian menimbulkan situasi mental tersudut dan tertekan juga, peningkatan penyakit juga jadi meluas," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Mahfud Md mengatakan pemerintah kewalahan menangani kasus Corona (COVID-19) sejak masuknya varian Delta. Namun kondisi itu, menurut Mahfud, membuat masyarakat berfokus pada protokol kesehatan.
"Kemarin, sampai sekarang kita kewalahan itu varian Delta ini merebak. Orang yang dulunya nggak mau antigen mau antigen, yang dulunya nggak mau vaksin (sekarang) rebutan vaksin sampai antre di mana-mana sampai ditolak, kenapa? Tenaga kesehatan tak cukup, vaksinator ndak cukup," ujar Mahfud, Sabtu (24/7).
Mahfud menyebut, sejak varian Delta merebak, masyarakat kini lebih mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, kelompok masyarakat yang semula tidak mau divaksinasi kini sudah mau.
Komentar Warganet
Warganet mengomentari pernyataan Mahfud MD yang menyebut dulu orang tak percaya vaksin, kini berebut dimana-mana.
"Dulu yg goyang ubur2 siapa ya", tulis Agenk Rian.
"Dulu pemerintah tak percaya virus ini berbahaya, sekarang rebutan minta maaf situasi blm bisa terkendali...berkaca dulu sebelum menyalahkan rakyatmu", komentar Hagfar.
"bukan rebutan mau di vaksin pak..karena ada yang hatinya terpaksa harus ikut vaksin..karena tanpa vaksin jadi sulit kemana mana..", balas Deddy Susanto.
"Dulu pemerintah suruh nutup pintu dari india ga percaya. Skrg varian delta mengobrak abrik kita.", celetuk Hachioji. [detik]