GELORA.CO - Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan masih ada orang yang percaya hoax bahwa virus Corona atau COVID-19 merupakan konspirasi kafir menghancurkan Islam. Dia mengatakan hoax seperti itu malah mengganggu penanganan pandemi.
"Ada isu-isu yang kadang kala mengganggu pemerintah, pertama, virus Corona itu bohong, virus Corona itu konspirasi. Nah, masih ada yang bilang begitu. Ketika kita tanya konspirasinya siapa? Wah, itu konspirasi orang kafir untuk menghancurkan orang Islam, ada yang bilang begitu," kata Mahfud saat silaturahmi virtual dengan alim ulama, pengasuh Ponpes, pimpinan ormas lintas agama, dan forkopimda se-Jawa Tengah, Sabtu (31/7/2021).
"Nah, ternyata Saudara, yang kena itu justru orang kafirnya sendiri lebih banyak, orang yang tidak Islam itu lebih banyak, India ya itu orang Hindu, China itu komunis, Amerika, Jerman, dan sebagainya, Jepang, Australia itu tidak Islam," sambungnya.
Selain konspirasi kafir, Mahfud menyebut ada juga yang menganggap COVID-19 sebagai konspirasi pedagang obat. Tetapi, kata Mahfud, malah banyak pedagang obat yang terpapar COVID.
"Bahwa konspirasi pedagang (obat), ya seumpama itu benar, wong pedagang-pedagangnya sendiri juga kena gitu ya dan kalau obat itu ada, penyakit itu ada, karena permainan dagang, kan harus kita hadapi juga karena itu berbahaya secara medis," ujarnya.
Mahfud mengatakan banyak orang yang menjadi korban hoax COVID-19. Dia mengatakan ada juga orang yang mendatangi pasien COVID ke rumah sakit, lalu menghirup napas pasien tersebut gegara termakan hoax.
"Bahkan juga ada orang datang ke rumah sakit, 'bohong tuh, mana, saya mau ketemu sama yang kena virus, memberi tahu saya, nantang saya, mau hirup ininya'. Ternyata akhirnya jadi korban juga," ucapnya.
Selain soal virusnya, hoax terkait vaksinasi Corona banyak bertebaran. Banyak yang menyebut vaksin Corona dapat menyebabkan kematian.
"Hoax, ada orang yang kalau divaksin orang akan meninggal dalam waktu 2 tahun. Orang meneliti vaksin itu lama sekali uji klinisnya 1, 2, 3 itu agar tidak membahayakan orang dalam waktu tertentu, agar aman. Itu semua yang kita hadapi sejak awal perjalanan COVID. Sekarang kesadaran sudah mulai muncul," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan stok vaksin Corona saat ini masih cukup. Namun, katanya, jumlah vaksinator untuk menyuntikkan vaksin yang kurang.
"Sampai hari ini vaksin kita cukup. Yang tidak cukup adalah vaksinatornya. Kenapa? Karena tiba-tiba muncul kesadaran orang divaksin, lalu banyak yang antre vaksin, lalu vaksinator yang menyuntikkan itu nggak cukup," pungkas Mahfud. [detik]