GELORA.CO - Demonstrasi besar-besaran terjadi di Kuba, yang meminta Presiden Kuba, Miguel Diaz- Canel untuk mundur dari jabatannya. Ribuan warga turun ke jalan melakukan protes anti pemerintahan.
Mengutip Reuter, Senin (12/7/2021) Protes besar terjadi di tengh kondisi perekonomian Kuba yang terpuruk akibat krisis ekonomi. Krisis ini diklaim merupakan yang terburuk di Kuba sejak jatuhnya Uni Soviet.
Kondisi ini diperparah dengan semakin merebaknya virus covid-19 di negara tersebut yang terus menembus rekor. Rakyat Kuba pun mulai menyuarakan kemarahan atas kurangnya pasokan barang kebutuhan pokok, adanya pembatasan kebebasan, dan cara pemerintah menangani pandemi covid.
Ribun orang yang berkumpul di Kota Havana di sepanjang jalan tepi pantai meneriakkan Presiden Diaz mundur sambil membentangkan bendera Kuba dan meneriakkan “Fidel”.
Pemerintahpun menurunkan pasukan dengan kendaraan khusus lengkap dengan mesin senapan untuk mengamankan pengunjuk rasa.
“Kami sedang melalui masa-masa yang sangat sulit. Kami membutuhkan perubahan sistem,” ungkap Miranda Lazara (53) seorang guru tari.
Diaz-Canel merupakan Presiden Kuba sekaligus pimpinan partai komunis yang berkuasa di Kuba, menilai kerusuhan yang terjadi karena andil Amerika Serikat yang sudah puluhan tahun memberikan sanksi embargo perdagangan kepada Kuba.
Presiden Kuba, Diaz mengatakan, banyak dari pengunjuk rasa dimanupulasi oleh kampanye media sosial yang diatur oleh Amerika Serikat.
Pejabat Wakil Sekretaris Kantor Urusan Belahan Barat, Departemen Luar Negeri, Amerika Serikat, Julie Chung mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan apa yang terjadi di Kuba. (idxchannel)