DI BUKU Nyai dan Pergundikan di Hindia Belanda karya Reggie Bay diceritakan tentang Nyai. “Nyai” yang digunakan oleh Reggie Bay, berasal dari bahasa Bali.
Penggunaan kata tersebut bersamaan dengan kemunculan perempuan Bali yang menjadi budak dan gundik orang-orang Eropa di wilayah pendudukan VOC pada abad ke-17.
Gundik bisa disebut juga istri tak resmi, perempuan simpanan. Atau perempuan yang difungsikan sebagai pelepasan nafsu birahi. Seorang wanita pribumi setelah menjadi nyai, setiap hari selalu khawatir menunggu giliran dibuang.
Belum lagi saat harus dipisahkan dengan sang anak. Mereka yang lebih memilih cinta dari pada pundi-pundi uang lelaki Eropa akan mendapat siksa.
Mereka akan dijemur di bawah terik mataharti, agar tidak pingsan, daerah kemaluannya dilumuri cabai spanyol yang telah ditumbuk.
Reggie Baay merupakan seorang penulis sekaligus publisis. Ia dilahirkan di Leiden pada tahun 1955, kedua orangtuanya dilahirkan di Indonesia.
Ia sampai tahun 2005 menjadi redaktur majalah Indische Letteren dan telah mempublikasikan banyak artikel di bidang sejarah dan sastra kolonial.
Roman otobiografi Reggie Baay yang berjudul De Ogen van Solo diterbitkan pada 2006 di Belanda. Roman ini berkisah mengenai sejarah seorang ayah Indies dilihat dari kacamata sang anak. [okezone]