GELORA.CO - Kalimat Luhut Binsar Pandjaitan bernada tantangan bagi mereka yang mengatakan pengendalian pandemi virus corona baru (Covid-19) dipandang akan semakin menyulitkan pemerintah menundukkan masyarakat.
Demikian pandangan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa malam (13/7).
Menurut Dedi, sebagai pejabat pemerintah yang sedang mendapatkan tugas menangan Covid-19, Luhut terkesan menunjukkan dua sisi yang anomali.
Satu sisi, kata Dedi Luhut nampak seperti hilang kesabaran menghadapi para pengkritik pemerintah.
Namun di sisi lain ia berusaha membangun citra dengan memilih platform komunikasi milenial seperti podcast yang digawangi Deddy Corbuzier.
"Satu sisi ia hilang kesabaran terhadap pengkritik pemerintah, terutama soal penanganan pandemi, hal ini menguatkan Luhut tidak siap bekerja dalam bayang-bayang kritik publik," demikian kata Dedi.
Dalam pandangan Dedi, sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat Jawa Bali, Luhut nampak gagal memilih pesan.
Dengan demikian, target Luhut dekat dengan publik melalui media komunikasi seperti podcast publik figur tidak berjalan dengan baik.
Imbasnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi itu berpotensi semakin simpati publik.
"Dan ini tentu semakin menyulitkan penerintah membuat masyarakat tunduk," demikian kata Dedi.
Sejak pandemi virus corona baru (Covid-19) masuk ke Indonesia sejak 2 Maret 2020, berbagai macam pernyataan kontroversial diucapkan Luhut.
Terakhir, Luhut menantang pihak yang mengatakan bahwa penanganan Covid-19 tidak baik untuk berani datang padanya.
Ia sesumbar akan menunjukkan pada si pengkritik.
"Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya, nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali," tegas Luhut saat jumpa pers virtual usai Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden Joko Widodo, Senin (12/7).(RMOL)