GELORA.CO - Kasus Covid-19 dan angka kematian nasional terus menembus rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir. Teranyar, 5 Juli 2021 kasus harian Covid-19 bertambah 29.745 dengan angka kematian yang juga mencetak rekor sebanyak 558 kasus.
Sehari sebelumnya pada 4 Juli kasus bertambah 27.233 dengan rekor angka kematian 555. Pada 3 Juli 2021 terjadi rekor penambahan kasus yakni 27.913.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, rekor dalam tiga hari terakhir belum menunjukkan puncak kasus. Jumlah kasus Covid-19 disebut akan terus meningkat hingga 12 hari mendatang.
"Ini masih akan terus naik dalam 10 hari, 12 hari ke depan. Hari ini, sudah 29 ribu walaupun tingkat kesembuhan lebih dari 13 ribu, tetapi peningkatan masih tetap tinggi," kata Luhut dalam jumpa pers daring, kemarin.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tidak akan serta merta langsung menurunkan jumlah kasus Covid-19.
"Ini yang perlu dikomunikasikan ke publik. Karena adanya masa inkubasi sebelum PPKM Darurat diberlakukan, maka penurunan kasus baru akan terjadi atau terlihat pada 7 sampai 10 hari mendatang. Sekarang masih akan terus naik dan tentu kita antisipasi," ujar Dante dalam keterangannya yang dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, Ahad, 4 Juli 2021.
Pemerintah menargetkan kebijakan PPKM Darurat yang berlaku mulai 3 hingga 20 Juli ini bisa mengurangi kasus harian di bawah 10 ribu per hari.
Saat ini kasus harian masih berkisar di angka 20 ribu, bahkan Senin kemarin menembus 29 ribu kasus.
Pendiri Lapor Covid-19, Irma Hidayana meminta pemerintah sebaiknya mengakui saja kondisi darurat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini serta meminta maaf kepada masyarakat atas kegagalan menangani pandemi selama kurang lebih 1,5 tahun.
"Mohon situasi yang sudah gawat darurat dan carut marut ini diakui. Minta maaf, serta mengakhiri segala komunikasi yang mencitrakan bahwa kita baik-baik saja," ujar Irma, kemarin.
Doktor bidang ilmu kesehatan dan perilaku dari Columbia University ini mengatakan, pencitraan hanya menumbuhkan ketidakwaspadaan masyarakat. Ia mengatakan masyarakat tak semestinya disalahkan karena tidak taat protokol kesehatan.
"Bagaimana mau taat kalau diberi tahu situasinya tenang-tenang saja. Apa yang terjadi sekarang adalah buah pengendalian pandemi yang tidak berhasil selama hampir 1,5 tahun ini," ujarnya ihwal aksi pemerintah terhadap kasus Covid-19. (*)