GELORA.CO - Ekonom senior Faisal Basri mengkritik ketidaksiapan pemerintah menanggapi lonjakan kasus COVID-19. Salah satunya soal ketersediaan tabung oksigen. Dia menyebut pemerintah menjamin ketersediaan oksigen, namun nyatanya banyak rumah sakit kehabisan tabung oksigen.
Bukan cuma itu, Faisal menyatakan pemerintah juga menyebutkan punya anggaran yang cukup mengahadapi COVID-19, namun nyatanya pembayaran rumah sakit hingga insentif tenaga kesehatan masih menunggak.
Hal ini diungkapkan Faisal Basri dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, @FaisalBasri. Dia menyebutkan pemerintah bagaikan ungovernable government alias pemerintah yang tidak teratur.
"Ungovernable government: pemerintah bilang tabung oksigen cukup, tapi kian banyak rumah sakit teriak kehabisan tabung oksigen; pemerintah bilang uang cukup, tapi nunggak pembayaran rumah sakit dan insentif tenaga kesehatan yg bertarung nyawa demi menyelamatkan pasien covid," cuit Faisal dikutip Minggu (4/7/2021).
Masalah tabung oksigen sendiri memang sudah sangat parah. Bahkan, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta (DIY) sempat kehabisan stok oksigen pada Sabtu (3/7) hingga berujung 33 pasien yang tengah dirawat meninggal.
Direktur RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto, dalam keterangannya, Minggu (4/7/2021) menjelaskan terkait dengan kelangkaan oksigen pihaknya sejak jauh hari telah melakukan upaya-upaya antisipasi.
Salah satunya sejak tanggal 29 Juni 2021, RSUP Dr Sardjito Telah berkoordinasi dengan supplier oksigen di antaranya PT Samator dan PT Surya Gas untuk mendapatkan pasokan oksigen secara rutin dan memenuhi kebutuhan.
Di sisi lain, dalam seminggu terakhir tabung gas oksigen juga banyak dicari masyarakat. Stoknya langka, hingga membuat harganya melonjak tinggi.
Pertengahan minggu lalu tabung gas oksigen termahal sudah tembus Rp 4,5 juta. Pedagang tabung gas sekaligus pemilik toko Oxygen Medical di Jakarta, Ervan mengatakan dirinya hanya bisa menjual tabung gas oksigen untuk ukuran 1 meter kubik dan 2 meter kubik saja, ukuran 1,5 meter kubik sudah tak ada stok lagi.
"Harganya di angka 2,5 juta untuk 1 meter kubik. Buat yang 2 meter kubik, 4,5 juta. Kalau stok pabrik datang kami sih bisa nurunin sebetulnya. Karena pabrik juga susah di-restock. Ini aja kita agak takut kemahalan jual segitu sebenarnya. Tapi di daerah Jakarta sih ini udah Rp 3 juta semua buat 1 meter kubik," ungkap Ervan kepada detikcom, Kamis (1/7/2021).
Bahkan, di tengah lonjakan permintaan tabung gas oksigen, justru stok tabung di Pasar Pramuka yang merupakan pusat alat kesehatan kosong. Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon mengatakan kekosongan sudah terjadi sejak Jumat pekan lalu.
"Sekarang mah kosong semua kita tabung. Kosongnya ini udah dari hari Jumat ini kita kosong. Awalnya memang kita mah nggak nyetok banyak. Karena memang nggak laku banget awalnya, paling banyak 10," papar Yoyon kepada detikcom di hari yang sama.
"Jadi pas kemarin yang beli banyak langsung habis aja, terus belum ada lagi. Jadi stok habis di sini dari pabrik juga belum ada," lanjutnya.
Sebelum habis tak bersisa, Yoyon menyatakan belum ada kenaikan harga signifikan pada tabung oksigen di Pasar Pramuka. Masih di kisaran Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta.(dtk)