GELORA.CO - Penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah selama lebih dari setahun dinilai hanya berfokus pada aspek ekonomi dibandingkan aspek kesehatan.
“Penanganan akibat pandemi Covid-19 lebih menitikberatkan pada akibat, bukan sebab. Aspek ekonomi lebih mendominasi dibandingkan dengan kesehatan," kata ekonom senior, Fadhil Hasan dalam diskusi daring bertema 'Meneropong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Imbas PPKM Darurat' yang digelar Narasi Institute, Jumat (23/7).
Namun sayangnya, fokus aspek ekonomi tersebut tidak dibarengi dengan tata kelola yang baik. Akibatnya, perekonomian dalam negeri rontok. Pun demikian dengan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat.
"Saat ini, pandemi Covid 19 masih belum tertangani dengan baik, ekonomi pun terseok-seok," lanjut Fadhil Hasan.
Fadhil mengatakan, ada dua penyebab Indonesia kedodoran dalam penanganan pandemi sekaligus ekonomi. yaitu keengganan pemerintah menerapkan UU Karantina Wilayah dan munculnya varian baru yang lebih ganas.
Pemerintah, kata dia, enggan melakukan karantina dan lebih memilih berbagai aturan baru yang menghindarkan kewajiban memenuhi kebutuhan masyarakat. Sayangnya, PSBB dan PPKM dengan segala modifikasinya membuat penanganan pandemi Covid 19 tidak berjalan sebagaimana diharapkan.
Ketika terjadi penyebaran varian delta yang mematikan, kata dia, pemerintah justru memilih mengikuti saran kelompok pengusaha dibandingkan ahli kesehatan yang menyarankan karantina wilayah.
"Akibatnya, krisis diperkirakan berjalan panjang dan berliku tanpa kejelasan kapan akan berakhir," tandasnya.(RMOL)