GELORA.CO - Suntikan dana melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 106 triliun akhirnya disetujui DPR RI.
Anggaran tersebut dibagi atas PNM tahun 2021 sebesar Rp 33,9 triliun dan PMN tahun anggaran 2022 Rp 72,449 triliun.
Berkenaan dengan suntikan anggaran ini, Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf menyinggung soal rencana vaksinasi mandiri berbayar yang sebelumnya akan dilaksanakan BUMN farmasi, Kimia Farma.
Menurut Gde Siriana, tambahan dana tersebut seharusnya sudah cukup menjadi alasan BUMN menyetop vaksinasi berbayar.
"BUMN disuntik duit, lalu minta rakyat bayar vaksinnya, padahal namanya vaksinasi gotong royong," kata Gde Siriana Yusuf, Rabu (14/7).
Di sisi lain, Gde mengkritisi kucuran dana yang diperuntukkan kepada 12 BUMN tersebut. Harusnya, di tengah krisis Covid-19 seperti saat ini, dana tersebut lebih layak diberikan negara kepada rakyat.
"Kenapa anggarannya tidak kasih rakyat buat makan dan beli obat vitamin?" tandasnya. (RMOL)