GELORA.CO -Menteri Koordinator Bidang Maritim Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi angka COVID-19 di RI akan terus mengalami kenaikan dalam 2 pekan ke depan.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menilai hal tersebut sebagai peringatan.
Saleh mengatakan bahwa penerapan PPKM darurat di Jawa dan Bali menjadi bagian langkah pemerintah atas prediksi semakin banyaknya kasus baru Corona di RI dalam setiap harinya. Maka, kata dia, PPKM darurat dianggap sebagai salah satu bagian dari cara untuk mengurangi orang yang terpapar Covid-19.
"Jadi kalau misal masih disebut bahwa nanti akan ada lonjakan lagi saya kira tentu ini bagian dari pada warning, peringatan bagi semua untuk dalam 1-2 minggu ke depan kita berhati-hati untuk keluar rumah,dan kalau bisa sedapat mungkin tidak keluar rumah, kecuali kalau ada urusan yang penting dan mendesak," kata Saleh kepada wartawan, Sabtu (3/6/2021).
Dia menyebut prediksi-prediksi semacam itu mungkin saja ada benarnya. Sebab, penambahan kasus baru Corona di RI dalam 3 hari terakhir berkali-kali mencatatkan rekor tertinggi, terutama di DKI Jakarta.
"Ini bagian dari pada yang mesti diwaspadai dan dicermati oleh semua, dan semua orang harus berpartisipasi, berkontribusi terhadap angka penurunan virus Covid-19 ini di Indonesia," ucapnya.
Seperti diketahui, angka COVID-19 di Indonesia berkali-kali memecahkan rekor. Luhut Pandjaitan memprediksi angka pandemi COVID-19 di Indonesia masih bakal terus menanjak.
"Ini 10 hari ke depan menurut hemat saya, mungkin dua minggu ini juga akan terus bisa naik. Ini karena masa inkubasi varian ini masih jalan," kata Menteri Koordinator Bidang Maritim Investasi yang menjadi Koordinator PPKM Darurat ini, disiarkan oleh kanal YouTube Kemenkes RI, Sabtu (3/7).
Sebagaimana diketahui, angka tertinggi kasus baru COVID-19 telah terlampaui berkali-kali. Terakhir, Sabtu (3/7) kemarin, ada 27.913 kasus baru COVID-19 dengan angka kematian baru 493 orang dalam sehari.
Menurut Luhut, angka itu bakal terlampaui. Soalnya, masa inkubasi virus Corona belum berakhir.
"Ini masa kritis dua minggu ini," pungkasnya.(dtk)