GELORA.CO - AKTOR Andi Arsyil angkat bicara terkait insiden penertiban aturan PPKM oleh Satpol PP Kabupaten Gowa, di satu warung, yang berakhir kisruh.
Pasalnya, salah satu oknum Satpol PP pada momen itu melakukan kekerasan dengan menampar pemilik warung dan istrinya.
Kejadian itu makin viral saat si suami menyebut istrinya yang ditampar itu sedang hamil.
Nur Halim, pemilik warung akhirnya melaporkan kasus ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Gowa.
Kemudian, Kepala Satpol PP Gowa Alimuddin Tiro meminta maaf atas ulah anak buahnya. Namun, dia malah menyoal soal istri Nur Halim yang ternyata tidak hamil.
Hal inilah memantik reaksi Andi Arsyil. Menurutnya, persoalan kekerasan ini seharusnya tidak memfokuskan istri Nur Halim hamil atau tidak hamil, melainkan apapun kekerasan itu tidak boleh dilakukan.
“Kecewa banget lihat insiden ini. Mau hamil tidak hamil, memukul itu sudah salah, tolong jangan anarkis kasihan masyarakat ini,” tulis Andi di Instagram Story-nya, Jumat (16/7/2021).
Dia juga menegaskan bahwa Satpol PP seharusnya tidak mempersoalkan pakaian korban yang disebut terlalu seksi.
“Apalagi di rumah orang terserah merekam atau menggunakan baju apapun, itu hak mereka. Cafenya juga jelas tertutup, hanya terbuka satu pintu dan tidak ada pelanggan,” lanjut aktor dalam film Ketika Cinta Bertasbih itu.
“Mereka live bapak/ibu videonya jelas. Semoga diberi solusi yang terbaik untuk bangsa ini,” lanjutnya.
Pemilik nama lengkap Andi Arsyil Rahman Putra ini mengimbau untuk menentang aksi kekerasan dalam bentu apapun.
“Stop anarkis, kita satu bangsa, satu negara, harusnya saling melindungi di tengah kondisi pongah seperti ini. Stop saling melukai saling mencelakai. Ingat kita sauadra sebangsa dansenegara. Kita harus saling menguatkan dan saling menjaga. Salam santun dan persatuan, stop anarkis,” papar aktor berusia 33 tahun tersebut.
Aktor kelahiran Makassar juga mengungkapkan betapa tidak baiknya emosi yang berakibat fatal di kemudian hari.
“Emosi itu gampang yang susah itu sadar, bahwa emosi itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Semua yang diselesaikan dengan emosi marah itu pasti berakhir penyesalan,” jelasnya. [pojoksatu]