GELORA.CO - Menko Polhukam Mahfud Md berbicara perihal aksi bertajuk 'Jokowi End Game' yang sempat viral di media sosial (medsos). Mahfud mengaku telah menemui provokatornya.
"Misalnya hari kemarin dan hari ini, 'wah rame ada demo di seluruh Indonesia, akan demo besar-besaran, kepung Istana dan sebagainya', ndak ada itu. Karena apa? Itu provokator. Provokatornya kita temui," kata Mahfud dalam diskusi virtual, Minggu (25/7/2021).
Selain itu, Mahfud mengatakan beberapa orang yang ditemukan di lokasi bukanlah peserta demonstrasi. Kepada Mahfud, mereka mengaku berkumpul untuk menonton aksi.
"Sehingga kemarin yang datang demo itu menyatakan ke saya mau menonton demo, bukan mau demo, gitu. Karena yang mau memimpin nggak datang dan tidak signifikan," sebutnya.
Mahfud menegaskan sejak awal pemerintah tak pernah mengistimewakan kelompok tertentu. Dia pun mempersilahkan jika ada warga yang mengkritisi kinerja pemerintah.
"Oleh sebab itu mari kita kerja sama. Kita tidak mengeksklusifkan satu kelompok masyarakat. Mari semuanya bekerja sama. Tapi, kalau memang ada kritik-kritik ya silakan saja, karena kita juga terbuka," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Mahfud Md menyinggung kelompok tak murni soal aksi Jokowi End Game. Mahfud sempat menjelaskan kelompok tak murni tersebut adalah pihak yang selalu memprovokasi dan menyerang pemerintah.
Kelompok itu disebut-sebut berada di balik seruan aksi Jokowi End Game, yang sedianya dilakukan pada Sabtu (24/7) kemarin. Aksi yang rencananya diisi dengan long march dari Glodok sampai Istana Negara tidak terlaksana.
"Ada kelompok murni dan ada kelompok tidak murni yang masalahnya itu hanya ingin menentang saja, memanfaatkan situasi," kata Mahfud Md dalam konferensi pers terkait situasi politik dan keamanan, disiarkan kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Sabtu (24/7/2021).
Di samping itu, Mahfud menjelaskan adanya kelompok murni yang bertolak belakang dengan kelompok tak murni. Kelompok ini menyerukan aspirasi karena mereka terdampak kebijakan pandemi COVID-19 sedangkan kelompok tidak murni menyerukan provokasi untuk menyerang pemerintah.
"Apapun yang diputuskan pemerintah itu diserang. Ada yang seperti itu. Kita harus hati-hati karena kelompok yang seperti ini kelompok yang tidak murni, selalu provokasi dan menyatakan kebijakan pemerintah selalu salah," kata Mahfud.(detik)