GELORA.CO - Aksi dengan seruan "Jokowi end Game" begitu ramai diperbincangkan warganet di media sosial. Hal itu karena seruan tersebut viral dan tersebar di media sosial pada hari Jumat, (23/7). Namun, hingga petang, aksi yang akan digelar di Istana Negara, pada hari Sabtu, (24/7) tidak terjadi.
Hal ini tentunya menuai tanggapan dari berbagai kalangan, terutama Rocky Gerung. Mantan dosen Ilmu Filsafat UI itu, menanggapi, bahwa Mahfud MD sedang kena prank.
"Mana mungkin penguasa tidak mengetahui pembuat meme (Jokowi End Game) itu baik pendemo dan dari pihak mana pun. Kan itu tandanya pak Mahfud MD kemarin dengan wajahnya yang serius menerangkan bahwa ada suatu kelompok yang sengaja mengacaukan dan dia bilang akan menindak tegas. Nah itu dia itu, kena prank la si Mahfud MD," katanya di kanal YouTube miliknya seperti yang dikutip Indozone, Minggu, (25/7/2021).
Menurut Rocky, hari ini BEM se-Indonesia lagi tertawa melihat reaksi Mahfud MD.
"Rasain lo ya (mewakili kata BEM se-Indonesia), ini enaknya jadi mahasiswa itu," ujarnya sambil tertawa lepas.
Disinggung terkait langkah Mahfud MD blunder dan Badan Intelijen Negara melakukan diteksi dini, ia malah mengatakan, intelijen sebenarnya memiliki pegasus, yang bisa mantau ke aplikasi handphone orang.
Namun, saat ini merupakan terjadinya kepanikan kekuasan. Jadi, bila terjadi hal itu, maka mereka dengan satu sama lain tidak akan percaya.
"KSP tidak percaya pada istana, istana tidak percaya pada aparat di bawah sehingga kekacauan informasi ini menyabkan polisi yang akhirnya kerepotan," pungkasnya.
Seharunya dari pagi, ia katakan, pemerintah sudah mengetahui hal ini merupakan prank. Sementara, penerintahan tidak mengetahui hal itu. Oleh sebab itu, hal ini akan menjadi suatu bahaya terhadap pemerintah.
"Karena, bila ada yang ingin mengacaukan negara, meraka sudah mengetahui kelemahan istana dan intelijen, dan ini bahayanya istana tidak punya koordinasi,"tuturnya.
Rocky juga mengusulkan kepad pak Mahfud MD untuk tampil lagi ke publik unutk mengaku sudah kena prank. Jika, ia tidak mengakui hal itu, publik akan menganggap Mahfud MD seorang menteri yang tidak tahu apa-apa dan keadaan.
"Jadi, bagaimana lagi orang percaya dengan Mahfud MD, dengan ia menyatakan dia yang mewakili habis dapat koordinasi seluruh pejabat keamanan, hanya untuk sekadar menyampaikan ada demo, ternyata tidak ada apa-apa," pungkasnya.
"Jadi, orang tidak percaya lagi atas kemampuan analisa dari Mahfud MD, orang bilang ini menko? apa dengar-dengar, nguping-nguping hoax doang gitu? ini terlihat betul bahwa ada yang bolong di istana," sambungnya.
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md angkat bicara terkait adanya kelompok yang murni dan tidak murni di masa pandemi Covid-19 ini.
“Pemerintah mengetahui ada aspirasi masyarakat yang murni karena memang “ya saya takut covid tapi gimana ekonomi saya?”. Itu aspirasi murni. Itu kami catat sebagai kondisi kesulitan yang kami catat menghadapi kondisi ini. Pemerintah mendengar dan mengambil pertimbangan. Diantara aspirasi kadang bertentangan dan harus mengambil keputusan, tapi semua sudah didengar.” ujar Mahfud
Muncul seruan demonstrasi bertajuk 'Jokowi End Game' hari ini di tengah masa pandemi COVID-19. Atas hal tersebut Mahfud menyoroti adanya 'kelompok tidak murni' yang selalu memprovokasi menyerang pemerintah.
"Pemerintah mengetahui ada sekelompok orang yang memanfaatkan situasi, ada kelompok murni dan ada kelompok tidak murni yang masalahnya itu hanya ingin menentang saja, memanfaatkan situasi apapun yang diputuskan pemerintah itu diserang. Ada yang seperti itu," ujar Mahfud.
Terkait itu, menurut Mahfud, harus hati-hati karena kelompok yang seperti ini kelompok yang tidak murni karena selalu melakukan provokasi dan menyatakan kebijakan pemerintah selalu salah. [indozone]