GELORA.CO - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menyinggung soal dai yang suka mengomong jorok saat berceramah.
Yaqut menyampaikan bahwa pemerintah akan melakukan upaya untuk membekali para dai dengan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan.
Namun, jika masyarakat masih tetap mengakomodir dai yang suka berbicara jorok, maka itu akan kembali pada pilihan masing-masing.
Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Kerja komisi VIII DPR, Senin, 3 Mei 2021 saat membahas soal Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama.
Awalnya, Yaqut menjelaskan bahwa program Kemenag tersebut bertujuan untuk memberi pemahaman kepada para dai tentang moderasi beragama dan wawasan kebangsaan.
Yaqut lalu menegaskan bahwa program ini bukan sertifikasi ulama seperti yang pernah ramai dibicarakan.
“Jadi bukan sertifikasi seperti yang dibayangkan. Jadi dai kemudian dikumpulkan sama Kemenag dikasih wawasan kebangsaan, dikasih moderasi, kemudian diserahkan sertifikat,” kata Yaqut, dilansir dari Kumparan.com.
“Kemudian sertifikat ini menjadi modal atau syarat gitu ya untuk berceramah, tidak seperti itu,” sambungnya.
Kendati demikian, program ini bukan berarti bahwa masyarakat tidak dapat memilih dai yang akan diundang.
“Jadi kalau masyarakat masih saja mengakomodir seperti yang tadi disampaikan Bu Lisda (anggota DPR), baik penceramah yang ngomong jorok, ngomong tidak jelas di tempat-tempat ibadah, ya itu maunya masyarakat,” ungkap Yaqut.
Pernyataan Gus Yaqut yang menyinggung soal penceramah mengomong jorok itu lantas dibalas netizen dengan video ceramah Gus Miftah.
Netizen dengan nama akun Twitter @Cobeh09 mengunggah video Gus Miftah tersebut dan mengundang banyak reaksi dari netizen lain.
Dalam video tersebut, Gus Miftah mengatakan bahwa ia berceramah dalam pengajian di semua lini, baik pejabat, artis, hingga ‘lonte’.
“Dan pengajian sing paling nyeneng adalah pengajian dengan lonte,” kata Gus Miftah.
“Kenapa? Karena ngajinya berpahala, matanya ber-vitamin,” lanjutnya lalu tertawa. []