GELORA.CO - Sebuah video yang memperlihatkan 3 bocah SD bergelantungan di 'keranjang terbang' demi menyeberangi sungai viral di media sosial. Ketiga bocah itu menjadikan 'keranjang terbang' tersebut bak flying fox.
Sungai yang diseberangi ketiga pelajar tersebut adalah Sungai Siantan, Kuntu, di Kampar Kiri, Riau. Dalam video berdurasi 29 detik yang dilihat detikcom, Kamis (10/6), tampak tiga murid SD berseragam merah-putih menarik keranjang bulat.
Keranjang dari rotan itu diikat ke tali penyeberangan yang melintang dari satu sisi ke sisi lain sungai. Ketiga murid SD itu selanjutnya mengatur posisi untuk menyeberang. Setelah mengatur posisi, ketiganya mengayunkan rotan dan meluncur menyeberangi sungai.
Fungsi Keranjang Terbang
Kepala Desa Kuntu, Asril, mengungkap fungsi dari 'keranjang terbang' tersebut. Keranjang rotan itu sebenarnya dipakai untuk memindahkan buah sawit.
"Itu di area perkebunan, itu adalah tempat langsiran sawit," ucap Kepala Desa Kuntu, Asril, kepada detikcom, Kamis (10/6/2021).
Asril mengatakan tak ada warga desanya yang tinggal di daerah tersebut. Dia mengatakan anak-anak yang menyeberang sungai dengan 'keranjang terbang' itu adalah anak para karyawan perkebunan yang merupakan warga desa lain.
"Itu anak-anak karyawan, pekerja di kebun itu. Kalau jumlahnya saya kurang jelas ya, soalnya pekerja di sana bukan warga kita," kata Asril.
Ada Jalan Lain, Namun Jauh
Sebetulnya, siswa-siswa tersebut tidak harus menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah. Pasalnya, ada akses lain menuju sekolah. Hanya saja jaraknya cukup jauh sehingga bocah-bocah itu memilih menyeberang dengan 'keranjang terbang' agar menghemat waktu.
"Kalau dari jalan dia ada Jalan KUD, tapi jauh juga selisihnya. Dari kebun dia, dia nyeberang naik Honda (motor) langsung sampai ke sekolah. Mereka tinggal tidak jauh dari sungai itu," katanya.
"Ada petugas untuk nyeberangin buah sawit itu. Lahan itu kan 100 hektare milik pribadi, buah semua keluarnya dari situ, kadang warga juga lewat situ untuk pergi mancing. Masalah keamanan, kenyamanan itu urusan perkebunan," katanya.(dtk)