GELORA.CO - Ketua Pengurus Pusat (PP) GP Ansor Bidang Ekonomi, Sumantri Suwarno mengomentari polemik sejumlah pertanyaan dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) di Komisi Pemberantasan Korupsi.
Salah satu pertanyaan dalam TWK itu yang jadi sorotan adalah memilih salah satunya antara Pancasila dan Alquran.
Sumantri Suwarno mengatakan, jika pertanyaan itu dari lembaga pemerintah, maka jawabannya adalah Pancasila. Sebab agama adalah ruang privasi.
“Kalau di-test lembaga pemerintah, ditanya memilih Pancasila atau agama, tentu yang relevan adalah memilih Pancasila. Agama adalah ruang privat yang tidak bersifat opsional. Ketika seseorang beriman, maka agama bukan opsi yang bisa digeser dengan pilihan lain,” kata Sumantri Suwarno dikutip akun Twitter-nya @mantriss, Kamis (3/6).
Dia menilai, tidak masuk akal jika dijawab Alquran. Sebab pertanyaan itu dilontarkan untuk menguji peserta yang akan mengabdi kepada negara, bukan agama.
“Kalau jawabannya mengutamakan agama sebagai Abdi Negara. Agama yang mana, madzab yang mana? Bagaimana bisa bekerja sama dalam tim yang agamanya berbeda, atau melayani kepentingan publik yang beragam?” katanya.
Lebih lanjut, mantan Caleg dari PDIP ini mengatakan, di ruang publik yang lebih mengikat adalah nilai Pancasila yang kemudian diwujudkan dalam aturan hukum. Aturan hukum itu bersumber dari Pancasila.
“Makanya kalau di saat shalat dzuhur, tidak shalat pun kita tidak dipenjara meskipun wajib hukumnya dalam agama,” tukasnya.
Sementara itu, pertanyaan tentang doa qunut subuh dan jilbab, dia menilai pertanyaan itu sudah lewat batas. “Menurut saya sih offside kalau betul ada urusan jilbab dan qunut,” katanya. []