GELORA.CO - Budayawan dan seniman kondang Sudjiwo Tedjo turut angkat bicara soal kritik BEM UI terhadap Presiden Jokowi yang berimbas pemanggilan oleh Rektorat UI.
Lewat beberapa cuitan yang diunggah di akun Twitternya, Sudjiwo Tedjo menyampaikan sindiran pedas terhadap dinamika dunia kampus yang semakin hari semakin tak ada suaranya. Ia bahkan mempertanyakan apakah 'kampus' masih ada atau tidak.
Tak hanya itu, Sudjiwo Tedjo juga menyinggung para mantan aktivis kampus yang ia sebut kini telah berubah penampakan menjadi 'abdi dalem'.
"Jika ada yg bertanya gimana tanggapanku tentang meme viral dari kumpulan mahasiswa suatu kampus, aku akan balik bertanya, emangnya kampus masih ada?" celoteh Sujiwo Tejo dikutip suara.com dari laman Twitternya, Senin (28/6/2021).
Baca Juga: Sebut Presiden Biasa Dikritik, Sahroni Nasdem: Bisa Saja Rektor Kangen Sama Mahasiswa
"Macan bisa punah. Kritikus tak bisa. Populasi mantan-mantan aktivis kampus itu masih ada. Mereka cuma berubah penampakan menjadi 'abdi dalem'. Jangan sedih tak tahu itu. Bahkan Darwin aja belum tentu tahu evolusi jenis begitu. Makanya kukasih tahu," cuitnya.
Lebih lanjut Sudjiwo Tedjo menanggapi pertanyaan salah seorang warganet yang menanyakan apakah perubahan sikap para mantan aktivis kampus itu disebabkan karena perut yang lapar atau bukan.
Ia lantas menjawabnya dengan sebuah perumpamaan tentang es krim dan penjilat.
"No. Penyebabnya es krim. Selama kekuasaan memproduksi es krim, selama itu akan muncul banyak penjilat," sebut Tedjo.
Sudjiwo Tedjo juga membuat sebuah cuitan yang menyebut bahwa lebih enak zaman Presiden Soeharto. Ia mengutip perkataan Gus Mus yang menyebut pada zaman itu hanya ada satu 'Pak Harto'.
"Enak zaman Pak Harto. Betul. Karena, menurut Gus Mus, di zaman Pak Harto, Pak Harto-nya cuma satu. Kalau dengan twit ini aku dibully buzzer, monggo .. nanti bully-an mereka tinggal aku tembuskan ke Gus Mus dan jutaan santrinya," tulis Sudjiwo Tedjo.
Pembahasan mengenai aktivis kampus mendadak heboh di media sosial usai BEM UI dipanggil rektorat karena menyampaikan kritik pada Presiden Jokowi dengan sebuah meme yang dinilai melanggar aturan.
Banyak tokoh menanggapi pemanggilan tersebut dan menilainya berlebihan. Mereka di antaranya adalah Faisal Basri, Fahri Hamzah, dan Fadli Zon.[sc]