GELORA.CO - Wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode sengaja munculkan oleh pemuja kekuasaan.
"Ada beberapa kelompok yang coba menjilat kekuasaan dengan cara mengkampanyekan bahwa Joko Widodo presiden tiga periode," ujar Ketua PB HMI Bidang Pembangunan Demokrasi Politik dan Pemerintahan, Ilham Fadli, Senin (21/6).
Selain pemilihan presiden (Pilpres) 2024 masih lama, kata Ilham, pemerintah saat ini butuh fokus terhadap program Indonesia sehat dengan mengentaskan pandemi virus corona baru (Covid-19).
Meski segala upaya sudah dilakukan, kata Ilham, pandemi belum juga berlalu dan dampaknya juga cukup besar termasuk di sektor ekonomi.
"Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun banyak melumpuhkan ekonomi Indonesia bukan hanya itu dunia pendidikan juga berefek atas pandemi Covid-19," tuturnya.
Selain soal pandemi, lanjutnya, siapapun yang mewacanakan jabatan tiga periode juga berhadapan dengan Presiden Jokowi yang tegas menolak hal tersebut.
"Bapak Jokowi sudah berulang kali menyampaikan ke publik bahwa beliau menolak untuk tiga periode karena itu mencederai Sumpah Reformasi," tandasnya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menjadi sosok dibalik usulan pasangan Jokowi-Prabowo dikawinkan untuk Pilpres 2024.
Alasan mengapa Jokowi perlu berpasangan dengan Prabowo Subianto karena menurut Qodari, dirinya tak ingin polarisasi di tengah masyarakat efek dari Pilpres 2014 dan 2019 menjadi bom waktu yang tiba-tiba meledak(RMOL)