GELORA.CO - Tingkat keterisian rumah sakit di Kota Bandung penuh. Beberapa warga yang positif COVID-19 tak bisa masuk RS dan terpaksa pulang untuk menjalani isolasi mandiri.
Seperti yang dialami Sari (50). Warga Sukajadi itu diketahui positif COVID-19 pada Jumat (12/6) pagi usai melakukan tes antigen. Sari lantas ke puskesmas tempat tinggalnya untuk mendapatkan penanganan.
"Oleh puskesmas kemudian diminta langsung ke rumah sakit," ucap Maulana (31) anak dari Sari saat berbincang dengan detikcom via sambungan telepon, Sabtu (12/6/2021).
Maulana lantas membawa mertuanya itu ke RS Hermina di Jalan Dr Djunjunan (Pasteur). Saat masuk ke UGD, Sari tak langsung mendapatkan penanganan.
"Informasi dari rumah sakit, katanya penuh, harus menunggu dulu," tuturnya.
Sari pun harus menunggu untuk mendapat giliran masuk mendapat penanganan. Takut menularkan, Sari pun menunggu di luar atau teras IGD."Ibu saya menunggu bahkan sampai empat jam," katanya
Tak kunjung mendapat kepastian, Sari pun lantas melakukan tes PCR. Namun, hasil tes PCR tak langsung bisa didapat dan harus menunggu satu hingga dua hari.
"Setelah tes PCR, saya bawa ibu saya pulang karena tidak ada kepastian. Dibawa pulang untuk menjalani isolasi mandiri saja sambil nunggu hasil PCR," ucapnya.
Pengalaman yang sama dituturkan Dita Agustina (29), warga Arcamanik. Dita diketahui positif COVID-19 dari hasil tes antigen pada Kamis (10/6/2021). "Teman kantor ada yang positif, dan saya juga sejak Minggu sudah merasa enggak enak badan. Kamis kemarin pusing banget," ujarnya.
Jumat (11/6/2021) pagi, Dita pun ke Dinkes Bandung untuk tes PCR. Saat datang, antrean warga yang akan PCR sangat panjang. "Pas antre saya sampai muntah karena enggak kuat pusing banget, akhirnya ke IGD RS Santosa," tuturnya.
Namun ternyata di IGD pun, Dita tak langsung mendapatkan perawatan karena IGD penuh juga, antre. "Saya dilempar ke sana kemari. Di surah ke klinik Permata di lantai 2. Enggak kuat, pusing banget saya minta blangkar, itu juga disuruh ke depan sendiri, akhirnya sampai pingsan, sadar-sadar sudah di IGD," katanya.
Meski mengeluhkan gejala pusing berat, Dita tak dirawat. "Saya disuruh isoman di rumah, karena katanya di RS penuh jadi diprioritaskan buat yang parah, saya katanya gejalanya termasuk ringan," ujar Dita yang mengaku selama di rumah tak bisa duduk karena pusing.
Sementara itu, Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Yorisa Sativa mengatakan kondisi keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) hampir penuh. Bahkan angka BOR di Bandung per hari ini mencapai 86,17 persen.
"BOR pagi ini masih 86,17 persen," ucap Yorisa kepada detikcom via pesan singkat.
Yorisa menuturkan meskipun terjadi peningkatan, pihaknya menyebut pelayanan tetap dilakukan terhadap masyarakat. Begitupun di bagian IGD. Menurut dia, meski penuh aliran pasien keluar masuk tetap kondusif.
"Ya karena pintu masuknya harus via IGD, hasil pemantauan dan laporan penuh, tetapi mengalir," kata dia.(dtk)