GELORA.CO - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai sudah tidak alergi lagi menyebut nama Anies Baswedan.
Padahal, menurut Ketua Lembaga Pengawas Kinerja Apratur Negara Sumatera Utara (LPKAN Sumut), Rafriandi Nasution, sebelumnya Anies itu 'barang haram' yang tak boleh ada dalam kamus PDIP.
"Kalahnya Ahok di DKI satu itu masih membekas sampai sekarang. Start politik dengan kualitas SDM dan komunikasi yang mendunia serta kecakapan pribadi yang tak mudah diumbang-umbang itu menunjukan kualitas Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta dan pemimpin yang bisa jadi panutan," kata Rafriandi kepada Kantor Berita RMOLSumut, Selasa (1/6).
Rafriandi menjelaskan tidak mudah dan tidak gampang jadi Anies dalam situasi politik saat ini. Hal terlihat ketika tiba tiba politikus PDIP, Effendi Simbolon, menggelindingkan wacana Anies berpasangan dengan Puan menuju Pilpres 2024.
"Sekilas pernyataan itu memukul muka Prabowo dan Gerindra yang secara terbuka lewat Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra, sudah menguit ke publik bahwa Prabowo siap dicalonkan oleh Gerindra 2024. Tinggal menunggu pernyataan Prabowo saja secara resmi dan akan berkoalisi dengan PDIP-Gerindra 2024," ungkap mantan anggota DPRD Sumut ini.
Dia juga melihat situasi ini membuat gerah politisi moderat dari PDIP, mereka yang rasional tidak ingin memukul air tumpah kena muka sendiri. Makanya kasus Ganjar Pranowo vs Puan digeser ke Puan berpasangan dengan Anies, agar bola panas tidak meluncur deras menghabisi karier politik Ganjar di PDIP.
"Sebagian juga tidak suka dengan Prabowo karena tiga kali gagal dan hasil surveinya stagnan meskipun masih tinggi 20 persen tapi cenderung menurun," papar Rafriandi.
Rafriandi yang juga dosen FISIP UISU ini menyebut kecintaan politisi PDIP untuk tetap berkuasa, berusaha menguasai dan menaklukkan pasar Anies untuk bangunan koalisi. Jadi Gerindra harus memilih tetap di luar ring atau ikut mendukung.
"Makanya PAN ikut gabung ke merah jika PDIP setuju dengan gandengan yang mereka ajukan. Karma politik akan terjadi di tahun 2024 mendatang, sekarang mari kita tunggu saja," pungkas Rafriandi. []