GELORA.CO - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menguat setiap tahunnya bahkan dapat menyentuh ke level 15.000 per dolar AS. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penguatan rupiah disebabkan oleh pemulihan ekonomi nasional dan global seiring dengan aktivitas perdagangan internasional yang mulai kembali ke level normal.
Adapun proyeksi nilai rupiah 2021-2025 dalam paparan yang disampaikan Sri Mulyani sebagai berikut: pada 2021 nilai tukar rupiah diproyeksikan antara 14.200-14.800 per dolar AS, dengan outlook 14.450 per dolar AS.
Pada 2022, nilai tukar rupiah diproyeksikan antara 13.900-15.000 per dolar AS. Tahun berikutnya, nilai tukar rupiah diproyeksikan antara 13.800-15.000 per dolar AS.
Pada 2024 nilai tukar rupiah diproyeksikan antara 13.600-15.000 per dolar AS. Sedang pada 2025 nilai tukar rupiah diproyeksikan antara 13.500-15.000 per dolar AS.
“Range masih ada tren kecenderungan penguatan, meskipun terbatas. Hal ini karena pemulihan global dan domestik akan meningkatkan aktivitas perdagangan,” kata Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR, Senin (31/5).
Menurutnya, nilai ekspor yang saat ini lebih tinggi dibandingkan impor menjadi sentimen positif bagi apresiasi rupiah. “Sehingga trade account kita positif dan CAD (current account deficit) menurun atau menjadi surplus,” imbuhnya.
Faktor lain, Sri Mulyani melanjutkan, terdapat sentimen positif dalam negeri yaitu dampak Undang-undang Cipta Kerja dan Lembaga Pengelola Investasi di sektor ekonomi dan arus investasi asing. Sementara, sentimen global yang mempengaruhi penguatan nilai kurs adalah kebijakan moneter AS yang diperkirakan masih akomodatif untuk mendorong pemulihan ekonomi di negaranya.[jpc]