Prabowo: Kalau Gila-gilaan Mark-up Anggaran 600% Saya Laporkan Presiden!

Prabowo: Kalau Gila-gilaan Mark-up Anggaran 600% Saya Laporkan Presiden!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berjanji tak akan meloloskan oknum yang me-mark-up anggaran gila-gilaan. Prabowo mengatakan dirinya tak mau dikutuk oleh generasi masa depan.

"Yang penting bagi saya kalau sudah gila-gilaan barang katakanlah X harganya kemudian mark-upnya sampai 600 persen, bener nggak? Maaf, mungkin banyak orang yang tidak suka sama saya, saya tidak mau tandatangan, saya tidak akan loloskan, saya tidak mau. Saya lapor ke Presiden, Pak. Saya nggak mau Pak, berarti itu kan tanggungjawab saya kepada bapak Presiden, rakyat, kepada sejarah bener nggak? takut saya, saya takut dikutuk oleh generasi yang akan... gua nggak mau deh kalau gila-gilaan," ujar Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier seperti dilihat, Minggu (13/6/2021).

Prabowo menjelaskan sudah menyusun sistem yang akan mencegah potensi penyalahgunaan anggaran. Dia akan menggandeng Kejaksaan hingga BPK untuk mengawal kontrak di Kemhan.

"Untuk menjaga bahwa kita pun tidak akan tergoda untuk terlibat dalam hal itu saya rencananya dan kita sudah coba sekarang ini, saya rencananya mengundang kejaksaan, BPKP sama BPK untuk periksa semua kontrak kita sebelum kontrak itu efektif. Jadi kontrak itu ada berapa tahap, jadi ada kontrak awal, ada kondisi-kondisi yang harus dipenuhi, kondisi keuangan, kondisi ini kondisi ini, sampai ujungnya kalau kontrak itu.... dalam perjalanan ini saya akan minta kejaksaan, BPKP dan BPK," tutur Prabowo.

Selain itu, Prabowo juga berupaya untuk bernegoisasi langsung dengan produsen alutsista. Dia ingin mengetahui detail harga alutsista yang akan dibeli Indonesia.

"Ya pasti ada, itu yang saya bilang tertibkan, kita mau minimalkan caranya bagaimana ya kita susun sebuah sistem, sistemnya seperti apa. Jadi sekarang saya banyak yang saya lakukan, saya negosiasi langsung dengan produsen sehingga saya ingin tahu harga yang sebenarnya itu berapa apa sih? kalau kita mau beli alat ini harganya berapa," ujar Prabowo.

Prabowo Sindir Prediksi Elite

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyindir elite yang memprediksi Indonesia tidak akan perang dalam 40 tahun ke depan. Mantan Pangkostrad itu menegaskan tak ada yang bisa meramal kondisi masa depan.

"Nah ini ada beberapa oknum elite yang menurut saya, saya nggak ngerti kurang apa ya, kurang baca, kurang cerdas atau apa," kata Prabowo.

"Gue heran juga ada yang bilang, ada yang bilang dan meyakinkan pimpinan bahwa Indonesia dalam 40 tahun ke depan tidak akan ada perang," sambung Prabowo.

Prabowo menyampaikan pendapat yang berbeda. Dia menceritakan pengalamannya saat akan dilantik menjadi perwira TNI.

"Ada jenderal dari Jakarta datang ke Magelang dia kasih ceramah ke kita ke calon-calon perwira yang besok mau dilantik dia bilang 'Para calon perwira sekalian dalam analisa kami Indonesia tidak akan berperang dalam 25 tahun yang akan datang. Karena itulah para taruna sekarang lebih baik belajar, belajar sospol, belajar ini itu'. Bener nggak? kita dwifungsi, nggak akan ada perang," kata Prabowo.

Namun setahun setelah pernyataan jenderal itu diucapkan, perang terjadi di Timor Timur. Pasukan TNI dari berbagai lintas angkatan dikerahkan ke Timor Timur. Dari cerita itu, Prabowo mengatakan bangsa Indonesia harus selalu siap menghadapi berbagai ancaman.

"Itu saya ingat Desember tahun 1974 ternyata Desember 1975 terpecah Timor Timur dan saya waktu itu begitu lulus saya latihan kecabangan dasar latihan para, komando, akhirnya bulan Maret 76 saya tiba di Timtim kemudian masuk kita. Saya lihat terjadi reuni, reuni sekian angkatan kita kumpul semua ya di Timtim, berarti kan perangnya besar bener nggak? belum satu tahun ramalan jenderal itu, tidak benar," imbuh mantan Pangkostrad itu.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita