GELORA.CO - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyentil soal kritikan BEM UI yang meyebut Jokowi The King of Lip Service.
Mardani Ali Sera menyinggung beberapa janji yang pernah diberikan oleh Presiden Joko Widodo.
Dirinya seolah meminta Jokowi untuk membuktikan ucapan-ucapannya.
Hal tersebut ia ungkapkan melalui akun Twitter pribadinya @MardaniAliSera, Rabu (30/6/2021).
"Jika tidak mau disebut Lip Service, ya dibuktikan ucapannya," ujarnya, dikutip Suara.com.
Lebih lanjut, Mardani membuat daftar ucapan yang harus dibuktikan oleh presiden.
Di antaranya yaitu masker gratis, berjanji untuk tidak hutang, tidak bagi-bagi jabatan, menyediakan 10 juta lapangan kerja, dan penguatan KPK.
"50 juta masker gratis, dana 11 triliyun, tidak hutang, stop impor, persulit investasi asing, tidak bagi-bagi jabatan, 10 juta lapangan kerja, ekonomi meroket, tolak rangkap jabatan, tidak menaikan BBM, penguatan KPK, dolar 10 ribu dan lain-lain," jelasnya.
Menurut Mardani, kritikan dari BEM UI merupakan kritikan yang jujur dari para mahasiswa.
Mardani menyebut, mahasiswa memiliki data penelitian yang lengkap dan valid.
"Jangan buru-buru salahkan mahasiswa. Karena data-data penelitian mereka lengkap dan valid. Apalagi mereka jujur apa adanya dan mahasiswa tidak rangkap jabatan komisaris," imbuhnya.
Selain itu, Mardani menyebutkan bahwa kritik dari mahasiswa bertujuan untuk menyelamatkan masa depan negara mereka.
"Mahasiswa dan pelajar sadar, bahwa masa depan negeri di tangan mereka. Kritik mahasiswa bagian dari cinta negeri," pungkasnya.
Sebelumnya, kritikan yang disampaikan oleh BEM UI mendapatkan respon dari Jokowi.
"Ya saya kira biasa saja, mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat. Tapi yang saat ini penting ya kita semuanya memang bersama-sama fokus untuk penanganan pandemi Covid-19," ujar Jokowi dalam keterangan persnya melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6/2021).
Jokowi menekankan bahwa kritik dari mahasiswa tidak perlu dihalangi oleh pihak kampus.
"Universitas tidak apa, tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berekspresi, tetapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan," ucapnya.[sc]