Parah! Sopir Truk Rogoh Rp 600-800 Ribu Buat Pungli Preman dan Aparat

Parah! Sopir Truk Rogoh Rp 600-800 Ribu Buat Pungli Preman dan Aparat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Setiap sopir truk kontainer yang masuk pelabuhan Tanjung Priok minimal harus menyiapkan Rp 50 ribu agar mendapat pelayanan cepat di lapangan. 

Total jumlah uang yang harus dirogoh akan lebih besar lagi kontainer harus didistribusikan hingga Pelabuhan Belawan di Medan.

"Total pengeluaran ekstra yang harus disiapkan bisa mencapai Rp 600 sampai 800 ribu," kata pengusaha angkutan truk Daniel Bastian Tanjung dalam program Blak-blakan yang tayang di detikcom, Senin (14/6/2021).

Dia buru-buru memastikan dana sebesar itu tidak menjadi kerugian pengusaha maupun para sopir. Sebab pihaknya telah memasukkan dana ekstra tersebut kepada setiap konsumen yang memakai jasa mereka. Pada gilirannya, masyarakat luas lah yang paling dirugikan karena harga barang yang dibeli menjadi lebih mahal dari seharusnya.


Tingginya dana ekstra yang harus dikeluarkan, menurut Daniel, karena sepanjang perjalanan dari Priok ke Belawan ada lebih dari 40 titik pungli. Pelaku tak cuma para preman dan para 'Pak Ogah' di setiap putaran jalan, ada oknum-oknum aparat berseragam dari berbagai instansi dan kelompok sipil berseragam.

"Yah, boleh dibilang telah terjadi kolaborasi atau kerja sama lah di antara mereka," kata Daniel Bastian Tandjung yang mengaku sudah terjun di usaha transportasi ini sejak awal 2000-an.

Dari pengamatan dan laporan para sopir di lapangan, dia antara lain menyebut pelabuhan penyeberangan, jembatan timbang, perempatan jalan, serta batas wilayah kota/kabupaten dan provinsi sebagai titik rawan pungli.

Isu pungli kepada para sopir truk yang beroperasi di Jawa, Sumatera maupun Kalimantan sudah disampaikan langsung oleh para sopir saat berdialog dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (8/6/2021). Saat itu Presiden langsung menghubungi Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk melakukan penertiban. Sehari kemudian puluhan preman dan oknum pekerja paruh waktu di lingkungan pelabuhan ditangkap.

Sejak terjadi operasi penangkapan para preman, kata Daniel, dia memang tidak menerima laporan ada pungli dalam 2-3 hari terakhir. Tapi dia skeptis praktek pungli bakal dapat dikikis habis sampai ke akarnya. Sebab dari pengalaman selama ini, operasi atau penertiban semacam itu tak konsisten dan berkelanjutan. Toh begitu, seiring penggunaan beberapa teknologi di kawasan pelabuhan khususnya titik-titik peluang terjadinya pungli sudah berkurang dibandingkan belasan tahun lalu.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita