GELORA.CO - Selama sesi khusus di Knesset pada Minggu (13/6), Netanyahu justru berjanji untuk menggulingkan pemerintahan baru tersebut.
"Jika memang ditakdirkan bagi kami untuk berada di oposisi, kami akan melakukannya dengan punggung lurus sampai kami menggulingkan pemerintah yang berbahaya ini dan kembali memimpin negara dengan cara kami," kata Netanyahu, seperti dikutip Anadolu Agency.
Menurut Netanyahu, pemerintahan baru Israel memiliki kelemahan terhadap masalah eksternal, seperti nuklir Iran dan kemungkinan tekanan Amerika Serikat (AS) untuk membuat konsesi kepada Palestina.
Netanyahu juga mengecam Bennett, pemimpin partai sayap kanan Yamina, karena telah melanggar janji untuk tidak bergabung dengan partai-partai tengah dan kiri Israel.
Berdasarkan perjanjian koalisi antara delapan partai Israel, Bennett akan memimpin Israel selama dua tahun. Setelah itu, Yair Lapid dari partai oposisi terbesar Yesh Atid akan menggantikannya selama dua tahun sisa.
Kemenangan pemerintahan koalisi baru akan menjadi perubahan besar bagi Israel yang telah dipimpin selama 12 tahun oleh Netanyahu.
Netanyahu sendiri menyebut pemerintahannya telah mencetak berbagai prestasi tinggi bagi Israel, termasuk ketika AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem hingga normalisasi dengan beberapa negara Arab.
Saat ini, Netanyahu terjerat dengan kasus korupsi dan pelanggaran kepercayaan. Jika ia kehilangan kekuasaan, maka Netanyahu akan diadili.[rmol]