GELORA.CO - Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera mengaku pernah melihat jawaban peserta Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai KPK.
Hal itu dikatakan Kapitra saat menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa dengan topik ‘KPK Atas Nama Pancasila’.
“Saya pernah membaca dari jawaban orang-orang yang dites itu. Itu ada mengatakan bahwa betul ada Taliban (di KPK),” ucap Kapitra.
Najwa Shihab lantas menanyakan siapa pegawai KPK yang mengatakan ada Taliban di KPK. Namun Kapitra tak bersedia membocorkan identitasnya.
“Saya tidak sebut namanya, tapi saya punya datanya. Ada beberapa orang,” jawab Kapitra.
Taliban adalah sebutan untuk kelompok radikal Islam. Kelompok ini disebut-sebut ada di internal KPK.
Jawaban Kapitra soal Taliban di KPK menuai kontroversi. Sebab, pimpinan KPK saja disebut tidak memiliki akses untuk melihat jawaban peserta TWK.
Najwa lantas menanyakan di mana Kapitra membaca jawaban peserta TWK itu.
“Saya punya bukti akurat tentang itu dan mereka mengatakan “saya tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah, termasuk dengan pimpinan,” jawab Kapitra.
Kapitra Tak Pernah Lihat Rekaman
Jawaban Kapitra mendapat tanggapan dari penyidik KPK yang tidak lolos TWK, March Falentino.
Kapitra dan March Falentino pun berdebat. Video perdebatan keduanya diunggah oleh Najwa Shihab di akun Instagram pribadinya, Jumat (4/6).
Dalam video itu, March menanyakan apakah Kapitra pernah melihat rekaman peserta TWK mulai dari awal sampai akhir.
“Sory bang, begini Bang. Abang pernah enggak lihat satu saja rekaman audio video, dari satu aja peserta, dari awal sampai selesai? Itu saja, jawab!,” tanya March.
“Enggak pernah saya dan enggak tahu. Mau tahu dari mana?,” ucap Kapitra.
Kapitra mengatakan dia tidak ingin melihat apa pertanyaannya, tapi substansi dari yang ditanya.
Kapitra menduga, bisa saja pertanyaan kontroversial dibuat untuk menguji mental pegawai KPK.
“Maksudnya mungkin dilihat karena KPK ini lembaga penegak hukum, bagaimana kalau dia (mendapat) tekanan, keluar dari tekanan itu,” ucap Kapitra.
“Mungkin pertanyaan seperti itu yang memancing emosi dia. Sebenarnya di situ kalau saya lihat bagaimana mengontrol diri,” sambung Kapitra.
Kapitra lantas menyindir pegawai KPK yang tidak lolos TWK, tapi masih ingin bertahan di KPK.
“Sekarang gini deh sederhana saja, pasti Anda mengatakan bahwa kalian sengaja dikeluarkan. Oke saya ingin katakan, orang kalau sudah enggak mau pakai, kenapa bertahan?,” tandas Kapitra.[psid]