GELORA.CO - Isu rencana kudeta telah menghebohkan publik Amerika Serikat (AS), khususnya bagi mereka yang masih memiliki perhatian pada mantan Presiden Donald Trump.
Awal pekan ini, Senin (31/5), mantan penasihat keamanan nasional Trump, Michael Flynn mengatakan kudeta yang terjadi di Myanmar seharusnya juga terjadi di AS. Lantaran isu kecurangan pemilu yang terjadi di Myanmar juga terjadi di AS.
"Tidak ada alasan. Maksud saya, itu (kudeta) harus terjadi di sini," ujar Flynn dalam konferensi QAnon di Texas.
Klip video Flynn kemudian menjadi viral, memicu reaksi keras dari publik. Bahkan sejumlah pengamat menyebut kelompok QAnon mendukung gagasan melakukan kudeta untuk menempatkan kembali Trump di Gedung Putih.
Namun Flynn kemudian membantah telah mendukung kudeta di AS. Ia berdalih tidak pernah menyerukan hal tersebut, seperti dimuat Sputnik.
"Biarkan saya jelaskan. Tidak ada alasan apapun untuk kudeta di Amerika, dan saya tidak dan tidak akan pernah menyerukan tindakan semacam itu," ujar Flynn di Telegram.
"Saya tidak asing dengan media yang memanipulasi kata-kata saya dan oleh karena itu izinkan saya mengulangi tanggapan saya atas pertanyaan yang diajukan di konferensi. Tidak ada alasan itu (kudeta) harus terjadi di sini," tambahnya.
Kendati klarifikasi sudah diberikan, isu rencana kudeta tidak padam. Bahkan seakan api disiram bensin, isu tersebut menyebar luas.
Menurut jurnalis New York Times, Maggie Haberman, Trump memberi tahu sejumlah orang bahwa ia akan merebut kembali posisinya sebagai presiden AS pada Agustus.
"Trump telah memberi tahu sejumlah orang yang dia hubungi bahwa dia berharap dia akan dipulihkan pada bulan Agustus," cuit Haberman, melampirkan video laporan CNN di Twitter(RMOL)