GELORA.CO - Ketum Gerindra Prabowo Subianto menyatakan keinginannya maju sebagai capres 2024. Namun, Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) secara gamblang menyebut tak akan lagi mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Terkait hal itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin mengatakan, hilangnya dukungan dari PA 212 di Pilpres 2024 bakal menjadi sebuah kehilangan bagi Prabowo.
"Itu kode keras dari PA 212 untuk Prabowo. Bahwa mereka sudah angkat kaki dan tak akan mendukungnya lagi. Ini tentu menjadi kerugian bagi Prabowo," kata Ujang, Kamis (17/6).
Ujang berpandangan jika tak ada rekonsiliasi antara Prabowo dengan PA 212, maka tak menutup kemungkinan mereka akan saling berlawanan di Pilpres 2024. Sedangkan, untuk ormas Islam lain yang juga mendukung Prabowo dinilai belum memiliki sikap.
"Jika tak ada rekonsiliasi antara Prabowo dan PA 212, kemungkinan PA 212 akan jadi lawan Prabowo di 2024. Namun untuk ormas-ormas Islam lain, sifatnya cair. Masih belum memutuskan dukung siapa-siapa," kata dia.
Menurutnya, sikap dingin PA 212 terhadap Prabowo karena mereka merasa sudah berupaya mendukung di Pilpres 2019. Namun, Prabowo memilih masuk dalam kabinet Presiden Jokowi.
Selain itu, kata Ujang, banyak aktivis 212 yang masuk penjara karena mendukung Prabowo.
"PA 212 tak mendukung Prabowo. Mungkin karena mereka mati-matian dan habis-habisan di Pilpres 2019 yang lalu untuk backup Prabowo. Tapi Prabowonya masuk kabinet Jokowi," ucapnya.
"Dan aktivis-aktivis PA 212 juga banyak yang mendapatkan ketidakadilan dalam hukum, dan banyak yang masuk penjara karena dukung Prabowo," jelas dia.
Terkait kans Prabowo di 2024, ia berpandangan semua kemungkinan masih dapat terjadi. Menurut dia, politik bersifat dinamis sehingga tak menutup kemungkinan Prabowo dapat kembali merangkul pendukungnya.
"Soal kans menang masih fifty-fifty. Bisa menang dan bisa juga kalah. Semua masih serba mungkin. Pendukung Prabowo di 2019 memang kecewa berat dan tak akan memilihnya lagi di 2024. Namun politik itu dinamis. Selalu ada banyak kemungkinan," tandas Prabowo. (*)