GELORA.CO - Aksi Greenpeace Indonesia menembakkan laser dengan beragam tulisan ke Gedung KPK dinilai tidak produktif. Sebab cara tersebut mengesankan adanya upaya untuk memanipulasi atau menggiring publik pada isu tertentu.
Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing meyakini bahwa pembuat tulisan “Berani Jujur Pecat!” memiliki konektivitas dengan sejumlah pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) dalam alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hanya saja, Emrus menyayangkan jika yang ditampilkan Greenpeace sebatas slogan-slogan saja dan tidak ada penjelasan dari apa yang disampaikan.
Bahkan menurut pengajar dari Universitas Pelita Harapan (UPH) itu, terkesan ada penggiringan opini publik bahwa orang yang jujur di KPK dipecat.
“Seolah-olah ada orang jujur dipecat. Pertanyaannya, benarkah mereka dipecat?” tanya Emrus saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/6).
Sepengetahuannya, KPK baru saja menjalankan alih status pegawai menjadi ASN sebagaimana diperintahkan UU KPK yang baru. Hasilnya dari ribuan pegawai yang ikut, kurang dari 6 persen gagal lolos.
Dari 75 orang yang gagal lolos, pimpinan KPK berhasil melobi Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai penyelenggara asesmen, sehingga 24 orang masih berpotensi diterima.
“Jadi clear, tidak ada yang dipecat dalam tes ASN,” tegasnya.
Masalah kedua yang disoal Emrus adalah perihal jujur. Pertanyaannya mengerucut pada dikotomi jujur dan tidak jujur. Apakah, kata Emrus, mereka yang tidak lolos TWK adalah orang yang jujur semua. Sementara ribuan pegawai KPK yang lolos adalah tidak jujur.
Namun demikian, dia enggan membahas pertanyaan itu lebih lanjut. Sebab baginya setiap manusia pasti ada yang pernah berbuat salah dan benar.
Pembahasannya soal kejujuran lantas mengerucut pada sikap para pegawai KPK tidak lolos yang hingga saat ini enggan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Padahal, jika memang pegawai yang tidak lolos merasa benar, maka seharusnya mereka membawa ranah masalah ini ke meja hijau. Apalagi, mereka adalah penegak hukum yang mendapat label “penggawa KPK” oleh sejumlah kelompok.
“Mana bukti mereka jujur? Kalau mereka merasa jujur, ya bertarung di pengadilan. Kalau ini (aksi tembakan laser) justru membuat masyarakat bertanya-tanya, apa sih motif dari tujuan mereka,” tutupnya. (RMOL)