GELORA.CO - Seperti diketahui, Benjamin Netanyahu telah menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Israel selama kurang lebih 12 tahun.
Namun, kini sosoknya tak lama lagi digantikan oleh seorang mantan perwira Angkatan Pertahanan Israel, Naftali Bennett.
Bennett merupakan sosok yang pernah mengeluarkan pengakuan mengejutkan dalam hal bunuh-membunuh.
Bahkan, secara terang-terangan Naftali Bennett pernah mengungkap dirinya sudah sering membunuh orang Arab dan tak punya masalah akan hal itu.
“Saya sudah sering membunuh orang Arab dalam hidup saya dan tidak ada masalah dengan itu,” ujar Bennett, sebagaimana dikutip terkini.id dari Scoop Independent News pada Senin, 14 Juni 2021.
Sebagai informasi, Naftali Bennett berasal dari Yamina, partai sayap kanan Israel.
Seperti Netanyahu, ia juga dikabarkan rasis, bahkan tak mendukung solusi dua negara untuk Palestina dan partai politiknya melihat orang Palestina (semuanya) sebagai musuh.
Selain itu, Bennett juga tercatat sebagai pendukung pembunuhan warga Palestina yang ditawan.
Jadi, terpilihnya Naftali Bennett sebagai Perdana Menteri Israel baru nantinya kemungkinan tak akan meringankan Palestina.
Mengapa? Karena itu hanya menjadi sinyal bahwa Palestina tidak akan pernah mendapatkan hak asasi manusia tanpa pertanggungjawaban serius (sanksi) yang diberlakukan terhadap Israel setelah 73 tahun rasisme, apartheid, dan kebrutalan tak terkendali terhadap warga Palestina. []