Edhy Prabowo Ungkap Penghasilannya di DPR RP 5 M Per Tahun

Edhy Prabowo Ungkap Penghasilannya di DPR RP 5 M Per Tahun

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, membantah telah membeli barang-barang mewah menggunakan uang dari keuntungan perusahaan kargo ekspor benur. 

Edhy mengaku memiliki penghasilan besar khususnya saat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Awalnya, jaksa mengklarifikasi Edhy terkait keterangan mantan sekretaris pribadinya, Amiril Mukminin yang menyebut pembelian tanah di Desa Cibodas, Kutawaringin, Kabupaten Bandung berasal dari rekening komisaris PT ACK, Achmad Bahtiar dan Amri. Edhy pun membantah keterangan itu.

"Saya tidak tahu itu uang dari Achmad Bahtiar atau Amri, yang saya yakin saya memiliki uang yang dipegang Amiril," kata Edhy dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (17/6/2021).

Edhy Prabowo mengaku sama sekali tidak tahu ada uangnya yang dikelola Amiril berasal dari rekening komisaris PT ACK. Dia juga menyebut belanja barang-barang mewah selama kunjungan kerja di Amerika Serikat menggunakan uangnya yang dipegang Amiril.

"Saya merasa itu uang saya dan tidak tahu ada dari PT ACK," ungkapnya.

Edhy lantas menjelaskan dari mana sumber penghasilan yang ia dapat untuk membeli tanah dan sejumlah barang mewah lainnya. Dia mengaku telah mengumpulkan uang sejak menjabat sebagai anggota DPR RI.

"Pertama saya jadi anggota DPR RI satu periode di periode kedua itu saya cukup menabung saya yakin ada lebih dari Rp 10 juta uang itu dari dia, dari perjalanan-perjalanan dinasnya, dari kunjungan kerjanya, sekali kunjungan kerja yang 5 kali setahun itu hampir Rp 400 juta ke Sumsel.

Kemudian kunjungan daerah pemilihan selama 6 kali setahun itu Rp 175 juta sekali kunjungan. Kemudian saya punya anggaran reses, ada anggaran kunjungan kerja, ada anggaran kunjungan kerja luar negeri yang itu bisa sampai 5 kali karena saya sebagai ketua komisi dan fraksi DPR. Ada uang-uang representasi MPR," jelasnya.

Edhy Prabowo menyebut dirinya bahkan bisa mengumpulkan uang sekitar Rp 5 miliar per tahun selama menjabat anggota DPR.

"Saya bisa hitung setahun itu kalau pun kita mau uangkap globalkan itu setahun bisa mengumpulkan Rp 5 miliar. Tapi itu bukan hak pribadi saya makanya tidak saya pulangkan ke rumah, saya kelola ke Amiril" sambungnya.

Edhy turut menjelaskan punya penghasilan lain sebagai pengurus organisasi pencak silat. Dia mengaku sering mencari bantuan dana untuk penyelenggaraan kejuaraan.

"Saya beberapa kali mimpin ditunjuk jadi manajer tim pencak silat dalam event SEA Games saja sudah 3 kali, kejuaraan dunia dua kali, dan yang ketiga kali yang tuan rumah saya sebagai penyelenggara ditunjuk dihadiri Presiden Jokowi. Yang terakhir saya sebagai manajer yang paling prestisius yang saya sangat bangga sebagai manajer pencak silat Asian Games sebagai tuan rumah dan setiap event itu saya juga kan mengumpulkan uang minta bantuan karena anggaran dari negara juga sangat kecil," ucapnya.

Edhy juga sempat mengungkit prestasi 14 medali emas di Asian Games 2018 lalu. Dia bahkan menyebut prestasi itu akan sulit kembali diulang meski Indonesia kembali menjadi tuan rumah.

"Di Asian Games bapak bisa lihat saya menyumbang 14 emas untuk Indonesia dan saya yakin kalau pun akan ada Asian Games lagi di Indonesia tidak akan mungkin lagi dapat 14 emas dari 16 nomor yang dipertandingkan, tidak sulap itu benar-benar asli," ungkpanya.

"Dari semua kegiatan ini ada uang-uang sisa, dan uang itu pun kalau dibantu saya nggak pegang pak, saya pasti minta Amiril," jelasnya.

Dalam sidang ini, yang duduk sebagai terdakwa adalah Edhy Prabowo. Edhy didakwa menerima suap dengan total nilai Rp 25,7 miliar dari pengusaha eksportir BBL atau benur. Penerimaan suap ini disebut jaksa dilakukan Edhy bersama stafsus, sekretaris pribadi, dan seorang swasta dari PT ACK.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita