GELORA.CO - Presiden Joko Widodo sebelumnya pernah mengatakan bahwa Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) tidak bisa menjadi dasar pemecatan 75 pegawai KPK yang tak lolos tes tersebut.
Tetapi nyatanya, hingga kini Jokowi masih belum turun tangan dalam menangani polemik TWK ini. Hal tersebut menjadi poin yang disorot oleh eks Ketua KPK, Busyro Muqoddas.
Dalam seminar virtual mengenai upaya penguatan KPK, Sabtu (19/6), Busyro menjelaskan bahwa di tengah-tengah pelumpuhan lembaga antirasuah ini, tentunya penguatan kembali harus terus diusahakan.
Tetapi, ia meminta masyarakat untuk tidak sepenuhnya berharap pada birokrasi negara dalam upaya tersebut. Hal ini disebabkan oleh komisioner KPK yang jelas-jelas membangkang amanat Jokowi mengenai TWK.
“Penguatan KPK ini jangan berharap semata-mata pada birokrasi negara, tapi berharaplah justru pada elemen masyarakat sipil seperti sekarang ini. Kenapa? Karena pimpinan KPK yang berlima itu terang-terangan melawan keputusan MK yang ekuivalen dengan keputusan Undang-undang,” papar Busyro.
“Kemudian, yang kedua, membangkang terhadap amanat Presiden, tetapi pembangkangan itu tidak ditegur oleh Presiden,” lanjutnya.
Pembiaran yang dilakukan oleh Jokowi ini menyebabkan Busyro hampir kehilangan kepercayaan pada Presiden, baik dalam hal penanganan polemik KPK ini maupun harapan secara umum.
“Kita berharap sampai pada akhir bulan November atau September ini, jika Presiden membatalkan hasil TWK itu, maka kita punya harapan pada negara ini,” ujar Busyro.
“Jika Presiden sampai saat itu tidak segera membatalkan TWK dan memulihkan 75 pegawai itu sebagaimana status awalnya, maka itulah saat yang terang benderang, kita tak bisa berharap lagi pada presiden Ir Joko Widodo,” tegasnya. (*)