GELORA.CO - Namanya hidayah, datangnya bisa kapan saja. Tak mengenal kondisi atau siapa pun yang akan menerimanya.
Seperti diketahui, banyak orang yang memutuskan untuk menjadi mualaf setelah melewati perjalanan hidup berliku-liku, seperti misalnya yang dialami seorang wanita bernama Agnes Chandra.
Ia dilahirkan sebagai seorang Nasrani tulen. Namun, ketika beranjak dewasa, ia berkenalan dengan seorang pria Muslim yang kemudian menjadi suaminya.
Untuk bisa menikah dengan pria yang dicintainya, Agnes rupanya sempat menarik sang suami berpindah keyakinan mengikutinya alias mengajak murtad.
“Saya menarik suami saya menjadi Nasrani dari seorang Muslim. Kami menikah secara Katolik,” ungkap Agnes dalam sebuah video di kanal YouTube Vertizone TV, dikutip terkini.id dari Haibunda pada Selasa, 15 Juni 2021.
Pada mulanya, sang suami sempat merasa keberatan untuk berpindah keyakinan. Akan tetapi, sering waktu, ia pun rela mengikuti Agnes untuk menjadi seorang Nasrani.
“Sebetulnya keberatan juga. Dia dari kecil sudah memeluk agama Islam, tapi seiring waktu, dia mau. Dia juga sudah menjalani syarat untuk masuk jadi Nasrani.”
Ternyata Agnes Chandra sering memperhatikan teman kosnya itu ketika sedang menunaikan shalat.
Anehnya, setiap kali melihat temannya salat, Agnes merasakan ada rasa tentram di dalam hatinya.
Waktu demi waktu berlalu, tetapi sayangnya rumah tangga Agnes dan suami tidak bertahan lama.
Mereka diketahui mantap memutuskan untuk mengakhiri pernikahan sebelum dikaruniai anak.
Nah, uniknya, Agnes Chandra justru mendapatkan hidayah usai bercerai dari suaminya.
Rasa ketertarikannya dengan Islam semakin besar, terlebih setelah ia kembali bertemu dengan seorang pria Muslim.
Keduanya pun saling jatuh cinta dan akhirnya memutuskan untuk mengikat diri dalam janji suci pernikahan.
Namun, berbeda dengan pernikahan sebelumnya. Kali ini, Agnes yang harus memeluk Islam sebagai syarat pernikahan mereka.
Kendati demikian, Agnes mengaku bahwa kala itu ia memang sudah tertarik dengan Islam sehingga dirinya menjadi mualaf tanpa adanya paksaan.
“Karena saya juga sudah tertarik melihat teman kos saya, akhirnya saya setuju. Enggak ada keraguan mengikuti agama suami. Betul-betul dari hati,” tegasnya.
Hanya saja, ketika memutuskan untuk berpindah keyakinan, Agnes melewati rintangan yang datang dari keluarga.
“Saya mau ngomong sama orang tua takut juga, masih ada keraguan. Karena saya harus menikah, aku harus menjadi Muslim. Pokoknya aku beranikan ngomong sama orang tua. Waktu itu yang paling menentang Mama, kala Papa welcome aja,” bener Agnes.
“Mama marah dikit karena saya kan dibaptis dari bayi. Saya sudah menjalani semua. Istilahnya, saya sudah lengkap di agama saya yang dulu.”
Namun, Agnes tidak menyerah untuk mendapatkan restu. Ia pun berbicara empat mata dengan sang ibu di hari ketika hendak mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Waktu itu Mama cuma bisa menangis aja, mungkin enggak rela atau gimana. Sempat diam juga Mama beberapa hari. Tapi setelah saya di-Islamkan, lama-lama saya menyapa Mama dulu. Akhirnya seiring waktu Mama menerima juga,” pungkasnya.
Resmi menjadi mualaf, banyak hal yang berubah dari hidup Agnes, terutama dari segi spiritual, di mana ia merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta.
“Kalau dulu ibadah kan cuma seminggu sekali, tapi sekarang lima waktu dalam sehari. Saya merasa lebih dekat dengan Tuhan,” tandas Agnes.[terkini]