GELORA.CO - Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu mengaku tidak mengalami gejala apapun usai mendapatkan vaksin Nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Adian merupakan salah satu dari sejumlah orang yang mendapat suntikan vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Hal tersebut disampaikan Adian dalam rapat dengar pendapat antara Komisi VII DPR RI bersama Lembaga Bio Molekular Eijkman dan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 di Kompleks Parlemen, Rabu (16/6).
"Saya mungkin satu dari yang sudah disuntik vaksin Nusantara, dan sudah 53, 54, 55 hari sampai saat ini kondisinya baik-baik saja," ujar Adian.
Ia juga sempat berkelakar bahwa dirinya masih merasa tampan setelah disuntik vaksin Nusantara. Kelakar ini pun disambut tawa para peserta rapat.
"Istri bahagia, kita bahagia, semua tidak ada gangguan medis yang saya alami. Ketampanan juga tidak berkurang sama sekali, semua masih dalam rangka normal," kata Adian.
Dalam rapat itu, Adian sempat mempertanyakan keputusan pemerintah untuk menghentikan riset vaksin Nusantara. Menurutnya, ada anggapan riset yang dilakukan Terawan itu berbahaya.
Ia juga menilai ada sejumlah pihak yang merasa bahwa vaksin Nusantara ini akan merugikan keuangan negara. Adian pun mempertanyakan kekhawatiran publik terkait riset tersebut.
"Apa sih yang dikhawatirkan dalam proses riset ini, mungkin pak dokter bisa sampaikan ke kita, apa sih kekhawatiran kalau riset dilanjutkan? Apa ada kerugian yang sangat besar?" katanya.
"Membahayakan negara, membahayakan penduduk, memecah belah kesatuan kah, atau apa yang membuat sepertinya ada sesuatu yang sangat penting, yang buat ini harus dihentikan?" ujar Adian menambahkan.
Vaksin Nusantara diketahui menjadi polemik usai tim peneliti melakukan proses pengambilan sampel darah ke sejumlah pihak termasuk anggota DPR, meski BPOM saat itu belum memberi izin uji klinis fase II.
Akhirnya diputuskan pengujian vaksin Nusantara hanya dilakukan untuk kepentingan penelitian dan pelayanan pada April 2021. Artinya, uji klinis vaksin tersebut bukan untuk dimintakan izin edar oleh BPOM.
Sebelumnya, Terawan mengaku heran Vaksin Nusantara yang ia kembangkan sempat menjadi polemik di masyarakat. Padahal, menurut dia, pengembangan vaksin Nusantara semata dilakukan untuk membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Menurut Terawan, pengembangan vaksin Nusantara seharusnya tidak menjadi persoalan. Namun, ia mengakui jika hal tersebut menjadi polemik lantaran kaidah pengembangan yang tergolong baru. []