WHO Dituntut Jujur Soal Bocornya Laboratorium Penyebab Virus Covid-19

WHO Dituntut Jujur Soal Bocornya Laboratorium Penyebab Virus Covid-19

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sekelompok ilmuwan terkemuka dari berbagai negara meminta organisasi kesehatan dunia, WHO, untuk serius meneliti teori yang mengatakan bahwa asal Covid-19 dari laboratorium.

Seperti sudah jamak diketahui, Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir 2019. Kini virus itu telah menewaskan 3,34 juta jiwa, menyebabkan kerugian triliunan dolar, dan merusak mental jutaan orang di dunia.

"Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan asal-muasal dari pandemi ini," tulis kelompok yang terdiri dari 18 ilmuwan itu dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh jurnal Science pada Sabtu (15/5/2021)

Lebih lanjut mereka mengatakan teori yang meyakini bahwa virus itu bocor dari sebuah laboratorium dan teori yang mengemukakan tentang peristiwa zoonosis - berpindahnya virus dari binatang ke manusia - masih sama-sama bisa diterima.

Satu dari dua teori itu baru boleh disingkirkan jika para WHO sudah memperoleh data yang cukup serta meyakinkan.

Desakkan ini disampaikan untuk menanggapi hasil investigasi WHO pada Maret lalu yang mengatakan bahwa hampir mustahil Covid-19 pada mulanya berasal dari laboratorium. WHO, selama empat minggu pada periode Januari - Februari 2021, memang melakukan penyelidikan di Tiongkok.

WHO, yang laporannya disusun bersama para ilmuwan China, menegaskan bahwa kemungkinan besar virus corona Sars Cov-2 yang memicu Covid-19 berasal dari binatang yang kemudian melompat ke manusia.

Tetapi menurut para ilmuwan yang menulis surat terbuka ini, WHO tidak adil dalam meneliti dua teori ini. Dalam suratnya menyebut bahwa dari 313 halaman laporan tentang asal-muasal Covid-19 yang disusun WHO, hanya 4 halaman yang membahas tentang teori laboratorium.

Mereka juga mengutip komentar Diretur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus yang mengatakan bahwa bukti-bukti tentang teori Covid-19 berasal dari laboratorium kurang lengkap dan menganjurkan agar bukti-buktinya dicari kembali agar investigasinya benar-benar lengkap.

Adapun para peneliti yang menulis surat itu antara lain Ravindra Gupta, pakar mikrobiologi dari Universitas Cambridge, Inggris; Jesse Bloom, pakar evolusi virus pada Pusat Riset Kanker Fred Hutchinson di Seattle, AS; dan David Relman, pakar mikrobiologi di Universitas Stanford, AS.[ljc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita