GELORA.CO - Raungan knalpot menggelegar, suara mesin menderu, kombinasi keduanya memekakkan telinga, ciri khas dari mobil supercar Lamborghini. Tapi di satu sisi bisa juga menjadi masalah di lingkungan apalagi kalau digebernya malam hari.
Peristiwa ini terjadi di perumahan Taman Polonia, Medan, Sumatra Utara. Seorang pengemudi Lamborghini Aventador terlihat menggeber-geber mobil hingga terlihat letupan api yang keluar dari knalpot.
Tak mengherankan jika suara menggelegar, sebab Lamborghini Aventador ini didukung oleh mesin V12 naturally aspirated 6.5 liter. Mesin itu mampu menyemburkan tenaga hingga 740 daya kuda pada 8.400 rpm dan torsi 690 Nm pada 5.500 rpm.
Berbekal semburan tenaga dari mesin yang sebesar itu dan bobot yang ringan, mobil ini mampu akselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam waktu 2,8 detik. Bahkan mampu melesat hingga 350 km/jam
Berdasarkan narasi yang diberitakan CNN Indonesia TV, warga yang emosi kemudian mengejarnya hingga ke gerbang komplek. Keributan pun berlanjut hingga nyaris adu jotos, namun perkelahian tak berlanjut karena dilerai oleh petugas keamanan komplek.
Menurut keterangan warga aksi geber knalpot ini bukan kali pertama terjadi. Pengendara mobil juga diketahui bukan penghuni komplek, dia hanya sering berkunjung ke rumah mertuanya.
Instruktur Keselamatan Berkendara Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan godaan memacu supercar memang tinggi dan biasa terjadi.
Tak dipungkiri, raungan mesin dibalut suara knalpot yang menggelegar jadi kombinasi prestige saat mengendarai supercar. Tapi selain pengetahuan dan keterampilan (hardskill), hal yang tak kalah penting ialah soft skill.
Jusri menjelaskan lemahnya softskill jadi masalah utama kecelakaan di lalu lintas, tak terkecuali bagi pengguna supercar. Salah satu unsur soft skill ialah berkaitan dengan empati.
"Nuansa membawa supercar itu berbeda. Dari melihat dan mendengar saja kita akan membawa mobil itu degub jantung luar biasa," tuturnya.
"Soft skill akan melahirkan kehati-hatian, perilaku waspada, perilaku tertib, empati," tukasnya.[dtk]