GELORA.CO - Viral di media sosial (medsos) video seorang seorang mahasiswa UIN Alauddin Makassar dikeroyok polisi dengan cara dipukul pentungan dan ditendang. Peristiwa dalam video tersebut terjadi saat demo hari pendidikan nasional (hardiknas).
Dalam video yang beredar, tampak seorang mahasiswa dibawa seorang polisi berseragam dan tiga orang polisi berpakaian preman. Saat dibawa, korban mengalami sejumlah kekerasan seperti ditendang dan dipukul pentungan berulang kali.
Terkait pengeroyokan itu, Kapolsek Tamalate Kompol Ahmad Yulias mengaku tak menyaksikan adanya aksi pengeroyokan.
"Kalau saya di lokasi nggak ada saya lihat. Nggak tahulah kalau ada yang nampak di anu (video) kan," kata Kompol Ahmad saat dihubungi wartawan, Senin (3/5/2021).
Kendati demikian, Kompol Ahmad membenarkan adanya pembubaran oleh aparat kepolisian. Dia menyebut hal itu lantaran mahasiswa melakukan blokade jalan.
"(Karena) dia tutup full jalanan, nggak mau buka mengganggu arus lalu lintas. Coba kau (mahasiswa) kasi 1 mobil kendaraan bisa lewat nggak ada masalah kita kawal. Tapi kalau kau tutup full, kalau saya tidak gagalkan masyarakat nanti dia lawan. Jadi itulah, " Katanya.
"Kalau orasi setengah makan jalan masih bisa lewat mobil masih bisa kita toleransi tapi kalau sudah tutup full itu sudah menggangu kamtibmas," pungkas Ahmad Yulias.
Sementara itu, korban yang belakangan diketahui sebagai salah satu ketua himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) inisial FF (20) di UIN Alauddin Makassar tersebut angkat bicara. Korban menyebut pengeroyokan terjadi saat aksi unjuk rasa diwarnai blokade jalan di depan Kampus I UIN Alauddin Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate, Makassar, Minggu (2/5).
"Sebelumnya ada kesepakatannya itu polisi sama jendlap (jenderal lapangan) untuk jalan dibuka setengah supaya bisa lewat mobil, jadi dibuka setengah, kebetulan saya di situ di baris ujung," kata FF kepada detikcom, Senin (3/5).
Menurut FF, kondisi mulai menjadi tak kondusif saat polisi kembali meminta blokade jalan dibuka untuk sepenuhnya.
"Kemudian polisi minta untuk dibuka lebih lebar, kemudian terjadi baku dorong-dorong, setelah itu saya teriak di situ bahwasanya ini sudah dibuka jalan mobil sudah lewat kemudian baku dorong lagi saya langsung dibawa, begitu," kata FF.
"Kemudian pada saat jalan ke mobil, diamankan, saya dipukuli beberapa kali oleh beberapa aparat," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
FF mengatakan, setelah penganiayaan itu, dia sempat diamankan kemudian dipulangkan.
Terkait aksi penganiayaan dalam video yang beredar, Dewan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar meminta oknum aparat yang jadi pelaku segera ditindak.
"Terkait dari video yang beredar itu memang benar itu adalah salah satu mahasiswa UIN yang melakukan demonstrasi, dengan adanya tindakan represif kepolisian seperti ini semakin menciderai demokrasi yang ada di negeri ini," kata Bendahara Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Ihksan Bayu Aji Saputra, dalam kesempatan terpisah.
Ikhsan juga mengaku ikut dalam aksi unjuk rasa hardiknas kemarin. Dia menyebut aksi unjuk rasa berlangsung tertib. Dia lantas mempertanyakan tindakan penganiayaan oleh oknum aparat.
"Hal-hal seperti ini sudah di luar dari batas kemanusiaan, seharusnya Kapolres mampu mengambil tindakan tegas terkait kejadian ini kepada oknum-oknum yang melakukan tindakan represif. Saya yakin dan percaya kedepannya akan lebih banyak lagi korban kekerasan dalam aksi demonstrasi jika kapolres tidak mampu menyikapi hal seperti ini," jelasnya. []