GELORA.CO - Tidak mudah mengevakuasi KRI Nanggala-402 dari kedalaman 838 meter di perairan utara Bali. Beberapa kali kapal Scientific Salvage Tan Suo 2 berusaha mengangkat bagian anjungan dengan menempelkan pengait menggunakan robot, lalu menariknya dengan sling, tetapi gagal.
”Tali sling malah putus,” kata Panglima Komando Armada (Koarmada) II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto dalam keterangan pers di Pangkalan TNI-AL (Lanal) Denpasar, Bali, kemarin (18/5). Padahal, tim sudah memperkirakan berat anjungan kapal selam itu 18 ton. Kekuatan sling pun disesuaikan. ’’Slingnya tidak mampu (mengangkat) dengan perkiraan (berat) itu,’’ imbuhnya.
TNI-AL yang bekerja sama dengan Angkatan Laut Tiongkok tengah mengalkulasi ulang berat anjungan kapal selam yang tenggelam dalam latihan penembakan torpedo tersebut.
Iwan menyatakan tidak menentukan batas waktu operasi tersebut. Namun, dari rapat bersama perwakilan Tiongkok, mereka menargetkan upaya mengangkat badan KRI Nanggala-402 itu bisa membuahkan hasil akhir bulan ini. ’’Setelah itu, kami akan berkomunikasi secara intensif (apa pun hasil upaya evakuasi), bagaimana jalan keluar yang bisa dilaksanakan,’’ ungkap perwira tinggi bintang dua TNI-AL itu.
Iwan yang pernah bertugas mengawaki kapal selam itu menjelaskan, evakuasi kapal selam buatan Jerman tersebut mengandalkan robot. Pihaknya tidak memilih opsi menurunkan penyelam karena pertimbangan keselamatan.
Meski sempat gagal, tim masih percaya diri bisa mengangkat bagian ajungan Nanggala-402. Bagian lain yang memungkinkan untuk diangkat dengan kekuatan kapal-kapal di lokasi operasi adalah buritan.
Sejauh ini baru bagian-bagian kecil KRI Nanggala-402 yang berhasil diangkat dari dasar laut. Bagian paling besar yang sudah dibawa dari lokasi tenggelamnya kapal itu adalah life raft yang memiliki fungsi mirip sekoci untuk kapal permukaan. Total, Iwan menyebut ada dua life raft yang dimiliki kapal selam kelas Cakra tersebut. Masing-masing berbobot 700 kilogram. ’’Digunakan kalau dalam kedaruratan pada posisi yang memungkinkan ia bisa dilepaskan,’’ ungkapnya.
Bagian lain yang masih dicari adalah badan tekan kapal. Berdasar penggambaran yang dilakukan TNI-AL bersama tim dari Tiongkok dengan operasi di dasar laut seluas 9,25 kilometer persegi, ditemukan sebuah kawah yang tak jauh dari tiga bagian kapal, yakni anjungan, haluan, serta buritan. Diameternya 38 meter dengan kedalaman 10–15 meter. Diperkirakan, badan tekan (pressure hull) masuk ke kawah tersebut.
Atase Pertahanan Tiongkok untuk Indonesia Senior Colonel Chen Yongjin yang hadir mendampangi Iwan mengakui bahwa operasi tersebut tidak mudah. Salah satunya disebabkan kedalaman yang mencapai lebih dari 800 meter. “Kami akan berupaya penuh melaksanakan pengangkatan di bawah laut,” katanya.[jpc]