GELORA.CO - Kebijakan pemerintah memotong pendapatan aparatur sipil negara (ASN) mengindikasikan kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sudah mengalami krisis.
Mantan Sekretaris BUMN, M. Said Didu mengibaratkan kondisi APBN Indonesia sama dengan keluarga yang sedang meminta mengurangi makan karena pendapatan tidak cukup.
Dalam video yang diunggah akun Youtube pribadinya, Said mengulas tentang anggaran yang tidak bisa diganggu. diantaranya, pembayaran utang, gaji ASN, dan ketiga dana taktis untuk bencana.
Kata Didu, jika gaji aparatur negara sudah dipotong, maka kondisi keuangan negara sudah ada dalam keadaan mengkhawatirkan.
"Kebijakan Menkeu meminta Kementerian dan Lembaga menghemat dan memotong pendapatan ASN menunjukkan bahwa APBN betul-betul sudah krisis," demikian analisa Said Didu, Senin (24/5).
Said Didu juga menyinggung soal sebab krisisnya sumber keuangan, yakni tingginya utang luar negeri dan tidak tercapainya target pendapatan pajak negara.
Aktivis yang mendaulat sebagai Manusia Merdeka itu menyebutkan, biasanya kalau sedang terjadi defisit yang dipotong adalah biaya perjalanan luar kota, operasional teknis lainnya.
Kata Said, baru terjadi di pemerintahan Jokowi kebijakan pemotongan gaji ASN dipotong.
"APBN kita sudah sulit jangan berkelit, karena pendapatan dan utang tidak bisa menutupi kebutuhan anggaran," demikian kata Said Didu.
Setelah tunjangan hari raya PNS mengalami potongan, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan memotong gaji ke 13.
Ia juga meminta Badan, Kementerian dan lembaga negara untuk menghemat pengeluaran anggaran tahun 2021(RMOL)