GELORA.CO - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapat kritik tajam dari sekutu politik dekat dan anggota parlemen sayap kanan karena melakukan gencatan senjata dengan Hamas.
Media Israel melaporkan, Gideon Sa'ar, pemimpin partai New Hope atau Harapan Baru, mengatakan kesepakatan itu akan sangat merugikan pencegahan Israel terhadap Hamas. Dia bahkan menyebut perjanjian itu 'memalukan'.
Sebelumnya, berbicara beberapa jam sebelum pemungutan suara kabinet, Sa'ar mengkritik rencana gencatan senjata itu sebagai 'sangat merugikan pencegahan Israel terhadap Hamas dan kelompok teror lainnya'.
Senada dengan Sa'ar, Mantan Menteri Kehakiman dan anggota parlemen dari partai Yamina Ayelet Saked berkata. "Gencatan senjata tanpa syarat memalukan."
Mengacu pada tentara Israel yang ditahan oleh Hamas, dia menambahkan, "Membawa anak laki-laki kita pulang akan menjadi kemenangan."
Setelah 11 hari agresi militer, Israel dan Hamas akhirnya setuju untuk melakukan gencatan senjata berkat upaya diplomasi yang ditengahi Mesir, dan mulai berlaku pada Jumat (21/5) pagi waktu setempat.
Bezalel Smotrich dari Zionisme Religius memperingatkan Netanyahi, "Lupakan tentang pembentukan pemerintahan jika Anda menyerah pada kelompok teror di Yerusalem!" (RMOL)