GELORA.CO - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres disebut kecewa dengan makin bertambahnya korban jiwa dari unsur sipil di Gaza, Palestina. Diketahui, sudah hampir seminggu Israel melancarkan serangan ke Gaza yang menewaskan setidaknya 145 orang.
Teranyar Israel juga menggempur sebuah bangunan berlantai 13 yang dijadikan oleh kantor oleh media internasional seperti AlJazeera hingga Associated Press. Guterres disebut sangat terusik dan cemas atas serangan-serangan itu.
"(Guterres) Sangat terganggu oleh penghancuran dengan serangan udara Israel hari ini terhadap gedung bertingkat di Gaza yang menjadi kantor beberapa media internasional," kata juru bicara Stephane Dujarric, dikutip dari AFP, Minggu (16/5).
Militer Israel membenarkan soal serangan tersebut. Mereka menyebut, menargetkan gedung itu lantaran dipakai Hamas untuk menyimpan aset intelijen dan militernya.
Guterres disebut juga kecewa atas meningkatkan jumlah korban jiwa. Bahkan ia menyoroti adanya serangan Israel yang menewaskan 10 orang yang berasal dari keluarga yang sama, termasuk anak-anak menggunakan serangan udaranya.
Diketahui, pada Sabtu (15/5), serangan Israel menewaskan keluarga berisi 10 orang. Petugas medis Palestina mengatakan, kejadian keji itu terjadi di Barat Gaza.
Keluarga yang tewas karena Israel itu terdiri dari delapan anak-anak dan dua wanita. Mereka berasal dari keluarga Abu Hatab.
Para korban kehilangan nyawa usai serangan udara Israel menghantam kediaman keluarga tersebut, di sebuah gedung tiga lantai. Gedung berlokasi di kamp pengungsi Shafi.
Ketegangan antara Palestina dan Israel bermula dari penggusuran yang dilakukan Israel di Sheikh Jarrah dan peristiwa kekerasan jemaah salat di Masjid Al-Aqsa, masjid suci ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi.
Banyak warga Palestina terluka akibat serangan aparat Israel pada 7 Mei 2021 tersebut. Bentrokan berlanjut hingga beberapa hari selanjutnya.
Hamas, penguasa Jalur Gaza, membalas kekerasan itu dengan menembakkan roket ke arah Israel. Israel membalasnya dengan serangan udara ke Jalur Gaza. Ratusan korban jiwa tak terelakkan. []