GELORA.CO - Sejumlah personel perlindungan masyarakat (Linmas) di Desa Sukorejo, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jawa Tengah mengundurkan diri.
Mereka menyatakan berhenti dengan mencopot seragam dan menyerahkannya ke pemerintah desa karena merasa tidak diperhatikan.
"Kita mundur karena kurang diperhatikan oleh perangkat desa. Teman-teman kurang diperhatikan," ungkap salah seorang anggota Linmas, Mulato kepada detikcom di balai Desa Sukorejo, Senin (10/5/2021).
Menurut Mulato, Linmas di desa itu merasa kurang diperhatikan sebab ada anggaran mereka dicoret. Dengan kejadian itu semua anggota Linmas desa itu sepakat mundur.
"Ada anggaran yang dicoret. Saya juga mundur, semua Linmas Desa Sukorejo ada 30 orang mundur," lanjut Mulato.
Ito, yang disebut sebagai komandan pleton mengatakan hal serupa. Anggota Linmas mundur karena merasa tidak ada perhatian dari pemerintah desa.
Linmas di Desa Sukorejo, Kecamatan Wonosari, Klaten copot seragam dan menyatakan mundur karena merasa tak diperhatikan, Senin (10/5/2021).Linmas di Desa Sukorejo, Kecamatan Wonosari, Klaten copot seragam dan menyatakan mundur karena merasa tak diperhatikan, Senin (10/5/2021). Foto: Achmad Syauqi/detikcom
"Kurang perhatian. Ya pokoknya kurang perhatian, itu saja," ungkap Ito kepada detikcom singkat dan berlalu pergi.
Pantauan detikcom di lokasi, para anggota Linmas tersebut datang ke balai desa sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka datang dengan sepeda motor berseragam lengkap.
Para anggota Linmas tersebut ditemui kepala desa dan perangkat Desa Sukorejo. Saat dikumpulkan di aula balai desa sempat terjadi dialog 15 menit tetapi buntu.
Seorang anggota Linmas lalu berdiri dan menyatakan mundur. Mundurnya anggota tersebut diikuti anggota Linmas lainnya yang diikuti pencopotan seragam dan atribut Linmas.
Sepatu, topi, ikat pinggang, seragam dan lainnya dikumpulkan di hadapan Kades dan perangkat desa. Anggota Linmas tersebut langsung pulang dengan pakaian seadanya yang mereka pakai.
Kades Sukorejo, Kecamatan Wonosari, Endro Susilo mengatakan sebenarnya tidak ada masalah sebab sudah dibahas sebelumnya. Soal anggaran yang dipermasalahkan, tidak lepas dari perubahan anggaran APBD desa.
"Sebenarnya kemarin sudah clear. Soal anggaran itu karena ada perubahan anggaran desa sebab ada SDGS, COVID, PKK dan lainnya, tapi kalau untuk lebaran sebenarnya ada," kata Endro kepada detikcom.(dtk)