GELORA.CO - Ajakan membeli babi panggang ambawang dalam konteks menjelang hari raya Idulfitri menambah daftar panjang buruknya komunikasi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Komunikasi publik pemerintah sedang mundur luar biasa. Belum selesai polemik THR PNS tanpa tukin, lalu isu mudik dan kedatangan TKA China, isu pemindahan ibukota di saat pandemi, kini pidato babi panggang menjelang hari raya," kata pakar kebijakan publik, Achmad Nur Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/5).
"Mengindikasikan dapur komunikasi pemerintah sedang rapuh dan galau," sambungnya.
Ia menjelaskan, ramadhan adalah bulan suci bagi umat muslim, sedangkan babi adalah hewan yang diharamkan umat muslim. Menggabungkan keduanya dalam satu podato, kata dia, adalah ramuan keliru dan tidak patut dicontoh.
Oleh karenanya, ia berharap tim komunikasi presiden dievaluasi karena membuat malu presiden, seolah-olah presiden Indonesia tidak memahami perasaan rakyatnya.
“Ekonomi sedang resesi, rakyat sedang diuji berat karena pandemi maka suasana krisis dan keprihatinan presiden harus dikedepankan. Perasaan presiden harus senapas dengan perasaan rakyat," tutupnya.[rmol]