GELORA.CO - Pemimpin sebuah negeri harus lahir dari orang yang peduli dan senang berbagi antar sesama. Sebab hanya dengan sifat itu, maka dia bisa fokus memberi yang terbaik bagi rakyatnya.
Begitu pesan Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule di Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Menurutnya, orang yang pelit akan sulit membawa negeri ini maju karena mereka mengabaikan konsep hablum minannas. Bahwa sesungguhnya hidup selain beribadah kepada Tuhan, juga bertujuan untuk menjaga hubungan antar manusia.
Lebih berbahaya lagi, sambung Iwan Sumule, jika orang tersebut juga memiliki sifat korup.
“Orang pelit tak boleh jadi pemimpin rakyat, apalagi kalau koruptor dan pelit pula,” tegasnya kepada redaksi, Kamis (13/5).
Perilaku korup seorang pemimpin tentu akan membekas di hati rakyat. Sebab, mereka merasa telah dikhianati karena amanah mengelola anggaran yang besar hanya ditujukan untuk memperkaya diri dan kelompok.
“Dimaafkan pun tak akan mengubah masa lalu, dan tentu tak akan memberi perubahan,” tuturnya.
Iwan Sumule lantas menukil sebuah falsafah Jawa yang berbunyi “watuk iso diobati, nek watak, digowo tekan mati”, yang artinya “batuk bisa disembuhkan, tapi kalau watak, dibawa sampai mati.
“Kesalahan dapat diperbaiki, namun watak koruptif tak akan bisa,” tekannya.
Terlepas dari itu, Iwan Sumule tidak lupa mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H kepada umat muslim dan memohon maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuat.
“Selamat lebaran, mohon maaf lahir dan batin,” tutupnya.(RMOL)