GELORA.CO - Pertemuan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencuri perhatian jagat politik Tanah Air.
Langkah Zulkifli Hasan mengundang Anies Baswedan dinilai sebagai utak-atik aliansi politik ala PAN.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengulas sikap PAN kepada pemerintah dan hitung-hitungan politik praktisnya. Umam pertama-tama menyoroti sikap PAN yang disebutnya masih berharap jatah kabinet demi penegasan perbedaan posisi dengan Partai Ummat gagasan Amien Rais--pendiri PAN.
"Pertama, agresif di belakang layar menunjukkan dukungannya kepada pemerintah, dengan harapan mendapatkan jatah kursi menteri di kabinet," kata Umam kepada wartawan, Jumat (14/5/2021).
"Sikap PAN yang masih tetap berharap jatah kursi mengindikasikan bahwa PAN tidak kuat berpuasa dari kekuasaan; PAN ingin menunjukkan titik beda dengan Partai Ummat-nya Amien Rais yang berseberangan dengan kekuasaan; dan PAN ingin mengamankan gerbong politiknya agar tidak semakin dipecah belah oleh tangan-tangan tak terlihat (the invisible hand)," ujarnya.
Umam mengatakan dukungan PAN kepada pemerintah sejauh ini masih belum berbuah apa-apa. Karenanya, PAN, disebutnya, mencari strategi baru, salah satunya dengan mendekati Anies Baswedan.
"Kedua, pendekatan politik PAN ke penguasa yang masih bertepuk sebelah tangan, membuat mereka berusaha mencari formula baru aliansi politik jelang 2024. Karena itu, pertemuan Anies dan Zulhas bisa dianggap sebagai upaya penjajakan potensi aliansi politik tersebut," ujarnya.
Doktor politik lulusan University of Queensland Australia itu menyebut PAN harus mengamankan diri dari gempuran Partai Ummat jika ingin bertahan di Pemilu 2024. Anda, katanya, Amien Rais bisa mengambil 2 persen pasar captive Muhammadiyah, PAN diprediksi terdegradasi via aturan parliamentary threshold atau ambang batas parlemen.
"Karena itu, simpul-simpul politik dan patron utama PAN, laiknya Zulhas, Hatta Rajasa, dan Soetrisno Bachir harus kerja keras untuk mengamankan eksistensi partai politiknya di Pemilu 2024 mendatang," ujar Umam.(dtk)