GELORA.CO - Kalangan internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sedang dipusingkan oleh “perang saudara” kubu pendukung Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. Keaktifan Ganjar di media sosial serta pencapaiannya yang tinggi dalam survei-survei dipersoalkan oleh Bambang Wuryanto, Ketua Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) PDIP yang juga dikenal sebagai orang dekat Puan Maharani.
Di tengah meruncingnya konflik dua tokoh yang digadang-gadang sebagai Capres potensial 2024 itu, wartawan senior Web Warow mengajukan nama Budiman Sudjatmiko sebagai calon alternatif dari kandang banteng. Menurut mantan wartawan Sinar Harapan itu, nama Budiman pantas diajukan karena ia memiliki visi yang jelas tentang masa depan Indonesia.
“Sampai saat ini belum terlihat ada Capres yang memiliki visi, rencana sampai pelaksanaan seperti Budiman,” tulis Web Warow dalam caption podcast bersama Budiman di kanal youtube “Bergeloralah!” itu. Caption itu direvisi, “Bukan Anies Atau Ganjar, Belum Ada Capres Yang Punya Visi Seperti Budiman (REVISI).”
Dalam video tersebut, Budiman menjernihkan berbagai hal terkait proyek Bukit Algoritma yang oleh sebagian kalangan dianggap kontroversial. Bagi Budiman, Bukit Algoritma adalah tempat bagi litbang produk-produk rekayasa biologi, rekayasa digital, dan rekayasa atomik berkumpul.
“Setiap inisiatif produk inovasi industri di indonesia selalu gagal menciptakan pasarnya sendiri. Indonesia harus punya tempat untuk inovasi tinggi yang bisa laku di dalam negeri, dibeli rakyatnya sendiri. Disitulah peran Bukit Algoritma,” ujar mantan anggota DPR tersebut.
Walau didengungkan sebagai capres alternatif yang menggelorakan kebangkitan inovasi Indonesia, Budiman tampaknya tak bakal kena “semprit” seperti Ganjar. Sebab, hingga saat ini, namanya tak pernah bertengger di tangga survei Capres. []