GELORA.CO - Garda Revolusi Iran memamerkan sebuah drone tempur baru yang diberi nama 'Gaza' sebagai wujud penghormatan untuk Palestina. Drone tempur baru ini diungkap ke publik beberapa jam setelah gencatan senjata disepakati oleh Israel dan Hamas yang menguasai Gaza.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/5/2021), drone tempur baru ini ditunjukkan ke publik dalam seremoni yang digelar Garda Revolusi Iran pada Jumat (21/5) waktu setempat. Komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, hadir untuk menjelaskan kemampuan drone tempur tersebut.
"Penghormatan abadi untuk orang-orang (di Gaza) yang hari ini berdiri melawan invasi dan agresi Zionis," ucap Salami seperti dikutip media lokal Sepah News, saat menjelaskan alasan penamaan drone itu dengan 'Gaza'.
Dalam penjelasannya, Salami mengklaim drone tempur ini mampu membawa 13 bom sekaligus sambil mengudara di atas ketinggian 35.000 kaki (10.668 meter), dengan kecepatan 350 kilometer per jam selama 20 jam.
Drone tempur ini diungkap ke publik pada hari yang sama saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada Jumat (21/5) waktu setempat, setelah pertempuran berdarah selama 11 hari.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel sejak 10 Mei lalu telah menewaskan 243 orang, termasuk 66 anak. Sedangkan otoritas Israel menyebut 12 orang, termasuk seorang bocah dan seorang tentara, tewas akibat rentetan serangan roket dari militan-militan di Gaza.
Iran tidak mengakui Israel dan mendukung Palestina telah menjadi pilar kebijakan luar negeri Iran sejak revolusi tahun 1979 silam. Pada Rabu (19/5) waktu setempat, Salami memuji serangan roket militan Gaza ke Israel dengan menyebutnya sebagai 'kelahiran Palestina baru'.
Laporan Sepah News juga menyebut bahwa Salami turut memamerkan sistem radar baru yang diberi nama 'Quds' atau yang berarti Yerusalem. "Bisa mendeteksi pesawat siluman dalam radius 500 kilometer dan bisa dengan cepat disiapkan dan dipindahkan," sebut Salami soal sistem radar baru itu.
Versi terbaru dari sistem pertahanan udara Iran yang pada tahun 2019 berhasil menembak jatuh drone Global Hawk milik Amerika Serikat (AS) yang disebut melanggar wilayah udara Iran dengan mengudara di atas Selat Hormuz, juga dipamerkan.
Disebutkan Salami bahwa versi terbaru bisa menembakkan 'rudal-rudal jarak dekat canggih dan melawan ancaman jarak dekat seperti rudal jelajah, drone, helikopter dan bom yang ditembakkan pesawat'. []