GELORA.CO - Seorang pria berbaju ihram dan membawa senjata ditangkap usai mencoba menerobos mimbar Syeikh Bandar Baleelah yang sedang menyampaikan khotbah salat Jumat di Masjidil Haram. Pria tersebut kemudian diperiksa di kantor polisi Makkah.
Berdasar pemeriksaan awal polisi, pria tersebut mengaku sang Mahdi yang ditunggu-tunggu. Demikian dikutip dari harian Arab Saudi, Al Watan, pada Senin (24/5).
Disebutkan pula pria tersebut merupakan warga negara setempat berusia 40 tahun.
Polisi telah melaporkan kepada jaksa penuntut umum terkait pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap pelaku, termasuk terkait kondisi kejiwaannya.
Sebagaimana diketahui, ajaran Islam juga mengenal gelar al-Mahdi (biasa disebut juga Imam Mahdi) yang disandang seorang pria yang mendapat bimbingan dan petunjuk-Nya dalam setiap langkahnya.
Imam Mahdi yang datang pada akhir zaman, memimpin dengan keadilan setelah sebelumnya dunia dipenuhi kezaliman. Hanya saja, kapan Imam Mahdi ini akan datang dan di mana, tidak ada teks yang kuat.
Upaya Penyerangan di Masjidil Haram Kesekian Kali
Upaya penerobosan mimbar khatib itu terjadi pada Jumat (21/5/2021) sekitar pukul 12.24 waktu setempat atau 16.24 WIB.
Saat itu Syeikh Bandar Baleelah, salah satu imam Masjidil Haram, sedang membacakan khotbah di atas mimbar yang terletak di mataf (tempat tawaf) di dekat Ka’bah.
Pria berbaju ihram, pakaian untuk jemaah umrah, tersebut berlari dari kerumunan jemaah umrah sembari membawa senjata tongkat panjang di tangan kanannya.
Diperkirakan sebelumnya dia menyembunyikan senjata itu di balik baju ihramnya.
Pria tersebut mengarah ke pintu mimbar, tapi dengan sigap aparat keamanan yang berjaga di depan mimbar meringkus pria tersebut.
Ini bukan kali pertama terjadi percobaan penyerangan kepada imam Masjidil Haram.
Mengutip Haramain Sharifain, Syeikh as-Sudais, yang sekarang juga menjabat Presiden Urusan Umum Dua Masjid Suci, hendak ditikam seseorang pada tahun 2000-an saat dalam posisi duduk tahiyat dalam salat.
Insiden pada tahun 2011 juga pernah menimpa Syeikh Juhany saat memimpin salat Zuhur, seorang pria menyerobot mikrofonnya dan berteriak.
Sejumlah percobaan penyerangan itu membuat para imam Masjidil Haram mendapat pengawalan di dalam dan luar masjid. []