GELORA.CO - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, panen kritikan karena menyebut Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas 'berotak sungsang'.
Ngabalin pun buka suara dan meminta agar Busyro menarik pernyataan yang menilai KPK tamat di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ya sebetulnya Pak Busyro harus tarik kata-katanya itu sebagai tokoh, sebagai ... beliau harus menarik kalimatnya. Karena itu tidak bagus bagi presiden, bagi pemerintah, itu tidak bagus. Pak Busyro harus menarik kata-katanya," kata Ngabalin kepada wartawan, Sabtu (15/5/2021).
Ngabalin mengatakan sebutan 'otak sungsang' terhadap Busyro karena dirinya menyoroti posisi Busyro Muqadas sebagai pimpinan Muhammadiyah serta mantan pimpinan KPK. Menurut Ngabalin, pernyataan Busyro tersebut cenderung prejudice.
"Karena beliau kan mantan Ketua KPK, tapi kalau beliau mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang prejudice, bias, itu kan pernyataan yang provokator sebetulnya, prejudice kan. Jadi kalau beliau tidak menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah saya tidak ambil pusing, tapi karena beliau adalah Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah maka saya harus ambil pusing," ujarnya.
Ngabalin menyebut sepanjang sejarah PP Muhammadiyah tidak ada pimpinan aktif yang bersikap prejudice seperti Busyro. Menurutnya, kritik yang disampaikan Busyro sangat politis.
"Jadi justru saya sayang sama Pak Busyro Muqoddas, kenapa beliau memposisikan diri seperti pekerja LSM antikorupsi di organisasi yang begitu hebat, itu kan organisasi kita semua. Kalau beliau mau memposisikan diri seperti pekerja LSM antikorupsi jangan ada di Muhammadiyah supaya lebih bebas," ucapnya.
Dia menilai bahwa KPK tamat di tangan Jokowi seperti yang diungkap Busyro hanyalah fitnah. Oleh karena itu, kata Ngabalin, kritikan 'otak sungsang' sebagai pengingat dirinya terhadap Busyro agar tidak asal menilai.
"Saya sayang sama Muhammadiyah, saya sayang sama Busyro Muqoddas, makanya saya harus ingatkan dengan cara saya, saya karena anak timur, saya harus bicara apa adanya tidak boleh saya sembunyi-sembunyi. Tidak ada sulitnya untuk mereka bisa sampaikan, tapi kalau begitu caranya prejudice begitu pasti saya lawan," ujarnya.
Lebih jauh, Ngabalin merasa tak masalah jika nanti dirinya dan Busyro harus berdialog untuk menyelesaikan polemik ini. Namun dia meminta agar Busyro tidak mengulangi kritikan dengan cara saat ini.
"Saya kan junior, tidak ada masalah (kalau berdialog). Kalau di Muhammadiyah itu ada cara untuk menyelesaikan masalah-masalah begini, cara internal. Cuma saya harus kasih tahu supaya jangan mengulangi begitu, nanti kita dinilai sama seperti orang lain. Jadi saya harus kasih tahu secara keras supaya jangan ulangi dengan cara begitu," katanya.
Pernyataan Ngabalin yang kontroversial itu disampaikan lewat akun Instagramnya, Kamis (15/5/2021). Dia tidak terima dengan penilaian Busyro bahwa KPK tamat di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Otak-otak sungsang seperti Busyro Muqoddas ini merugikan persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan umat yang kuat dan berwibawa, kenapa harus tercemar oleh manusia prejudice seperti ini," tulis Ngabalin.(dtk)