GELORA.CO - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan menghancurkan Hamas dengan pemboman yang tak henti-hentinya di Gaza. Dalam kemarahannya di tengah penyerangan itu, Netanyahu menegaskan bahwa Hamas harus membayar mahal atas segala tindakannya.
'Mereka menyerang ibu kota kami, menembakkan roket ke kota-kota kami. Mereka (harus) membayar dan akan terus membayar mahal untuk (tindakannya) itu," kata Netanyahu dalam pidatonya pada Jumat (14/5), seperti dikutip dari Time of Israel, Sabtu (15/5).
Tindakan balasan dari Israel belum berakhir, katanya.
"Saya mengatakan kami akan menyerang Hamas dan kelompok teror lainnya dengan pukulan yang signifikan, dan kami melakukannya," katanya lagi.
Memperingatkan kepada para pemimpin Hamas bahwa mereka tidak akan bisa lari dari balasan Israel.
"Kami dapat menjangkau mereka di mana saja, mereka semua tidak bisa lari dan sembunyi, kami akan terus melakukannya!” kata Netanyahu.
Ancaman Netanyahu dibuktikan. Rentetan tembakan tank dan serangan udara sejak Jumat malam membombardir Gaza, menimbulkan kehancuran di beberapa kota, menewaskan enam keluarga Palestina dan membuat yang lainnya luka-luka, serta ratusan lainnya lari terbirit-birit mengungsi.
Penduduk Metulla di distrik utara Israel diperintahkan untuk tetap di dalam rumah dengan situasi yang semakin menyeramkan.
Komentar Netanyahu itu muncul ketika IDF terus menggempur Hamas di Gaza, menghantam rumah beberapa komandan senior kelompok teror dan gudang yang digunakan oleh kelompok itu untuk menyimpan infrastruktur intelijen dunia maya, yang oleh para pejabat disebut sebagai salah satu kepemilikan paling rahasia kelompok itu.
Tentara juga merilis video yang menunjukkan serangan terhadap pasukan yang siap meluncurkan roket dan rudal anti-tank.
Bentrokan hebat antara pasukan Israel dan Palestina telah menyebar di sebagian besar Tepi Barat.
Pasukan Israel menggunakan gas air mata, peluru karet, dan tembakan tajam, saat warga Palestina melemparkan bom bensin.
Konfrontasi di Tepi Barat menandai perluasan dari beberapa kekerasan terburuk di kawasan itu selama bertahun-tahun.
Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan operasi semalam untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas yang dijuluki 'metro', tetapi tidak ada pasukan mereka yang memasuki Gaza.
Militer menambahkan bahwa selama Kamis malam dan Jumat pagi, 220 proyektil lebih banyak ditembakkan dari Jalur Gaza.[rmol]